Perusahaan Migas Asing Diminta Bangun SPBU di Luar Jawa

CNN Indonesia
Rabu, 12 Des 2018 06:00 WIB
BPH Migas meminta perusahaan minyak asing lebih banyak membangun Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di luar Jawa.
Ilustrasi Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) meminta perusahaan minyak asing untuk lebih banyak membangun Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di luar Jawa. Pasalnya, jumlah SPBU di Indonesia masih jauh dari ideal.

"Tolong Shell, Total, Exxon, Vivo, termasuk juga AKR Anda jangan hanya bangun di wilayah Jawa. Anda harus bangun di wilayah di luar Jawa. Rakyat Indoneesia bukan hanya di Jawa," ujar Kepala BPH Migas Fanshurullah Asa di kantornya, Selasa (11/12).

Pemerintah, lanjut Fanshurullah, membuka peluang bagi investor asing untuk merambah bisnis SPBU. Dengan catatan, kompetisi dilakukan secara sehat dan hanya menjual BBM Non Subsidi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Fanshurullah mengungkapkan Shell telah memiliki lebih dari 80 SPBU di Indonesia, Total 17 SOBU, Vivo tiga SPBU, dan ExxonMobile juga telah merambah bisnis distribusi BBM dengan 17 mini SPBU. Namun, sebagian besar berada di Jawa.

Di sisi lain, penduduk Indonesia yang banyak tentu membutuhkan lebih banyak penyalur BBM yang konsumsinya mencapai 1,6 juta kl setiap harinya. Sementara itu, rasio SPBU di Jawa masih satu berbanding 35 kilometer (km) persegi atau satu SPBU melayani area 35 km persegi.

Di luar Jawa, satu SPBU bahkan melayani area seluas 500 km persegi. Di area terdepan, terluar, tertinggal (3T), satu SPBU melayani area seluas 1.250 km persegi.


"Sebagai pembanding, di negara maju, termasuk tetangga kita, satu SPBU mencakup area seluas 10 km persegi," ujarnya.

Selain perusahaan asing, BPH Migas juga mendorong Pertamina untuk melakukan hal yang sama. Saat ini, jumlah SPBU Pertamina baru mencapai 7.400-an SPBU. Namun, perseroan juga mulai merambah ke bisnis mini SPBU hingga ke pedesaan.

"Pertamina juga mesti hadir. Tidak boleh kalah dengan yang swasta tetapi harus dengan kompetisi yang sehat," jelasnya.


Secara terpisah, Direktur PT Aneka Petroindo Raya (APR) Peter Molloy mengakui perusahaan baru menjajal pasar Jakarta dan Surabaya di mana pembangun SPBU di Jakarta baru di mulai sejak Mei 2018 lalu. Kemudian, SPBU di Surabaya baru akan mulai beroperasi pada awal tahun depan.

Sebelumnya, APR merupakan perusahaan patungan PT AKR Corporindo dengan perusahaan minyak asal Inggris British Petroleum (BP).

Namun, Mollow mengingatkan dalam 10 tahun ke depan perusahaan menargetkan untuk membangun 350 SPBU di Indonesia. Untuk bisa menjajal pasar di luar Jakarta dan Surabaya, perusahaan membutuhkan waktu karena perusahaan ingin membangun nama dan lebih efisien.

"Tetapi, untuk sekarang, kami masih fokus di Jakarta dan Surabaya," jelasnya. (sfr/lav)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER