Xi Jinping Tegaskan Tak Ada Negara Bisa Dikte Ekonomi China

CNN Indonesia
Selasa, 18 Des 2018 14:37 WIB
Presiden China Xi Jinping dalam pidato Peringatan 40 tahun reformasi negaranya menegaskan tidak ada satu negara pun bisa mendikte pembangunan ekonomi negaranya.
Presiden China Xi Jinping menyatakan tidak ada satu negara pun yang bisa mendikte ekonomi China. (REUTERS/Ahim Rani)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden China Xi Jinping menyatakan tidak ada satu negara pun bisa mendikte China, termasuk pembangunan ekonominya. Pernyataan yang ia sampaikan di tengah ketegangan perang dagang antara negaranya dengan AS tersebut ia tegaskan dalam pidato peringatan 40 tahun reformasi China.

Dalam pidatonya tersebut, Xi menyatakan China akan terus melanjutkan reformasi ekonominya. Ia menyatakan Beijing tidak akan menyimpang dari sistem satu partainya. 

China juga tidak akan tunduk terhadap perintah dari negara lain. "Tidak ada, tidak ada satu orang atau negara pun yang bisa mendikte orang China melakukan atau tidak melakukan sesuatu," katanya seperti dikutip dari AFP, Selasa (18/12).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Xi dalam pidatonya tersebut tidak secara tegas menyebut negara mana yang ia anggap mendikte China. Tapi yang pasti, saat peringatan 40 tahun reformasi China dilakukan, negaranya terkunci dalam pertikaian dagang dengan Amerika Serikat (AS).

Perang dagang berkecamuk karena AS yang dikomandoi Presiden Donald Trump tidak puas dengan hubungan dagang mereka jalin dengan Negeri Tirai Bambu. Trump menuduh China telah melakukan praktik kecurangan dagang dengan AS sehingga negaranya mengalami defisit neraca dagang yang cukup besar dengan China.

Bukan hanya kecurangan dagang, pemerintahan Trump juga menuduh China telah melakukan pencurian kekayaan intelektual milik AS. Atas kekecewaan tersebut itulah, Trump meminta China menghentikan semua praktik keculasannya. Kalau tidak, negaranya akan semakin menggencarkan perang dagang terhadap China.

Saat ini, AS dan China tengah melakukan gencatan senjata selama 90 hari untuk menyelesaikan perang dagang tersebut. 

(afp/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER