Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (
PPN/Bappenas) mencatat dampak ekonomi langsung Pelaksanaan Pertemuan Tahunan Dana Moneter Internasional-Bank Dunia 2018 (
IMF-WB AM 2018) terhadap Provinsi Bali selama 2017-2018 mencapai Rp5,49 triliun. Realisasi ini di bawah perkiraan pemerintah pada September lalu yang mencapai Rp5,9 trilun.
"Rp3,05 triliun dari investasi infrastruktur seperti pembangunan underpass, pelebaran bandara dan Rp582 miliar dari pengeluaran peserta, baik mancanegara maupun domestik," ujar Menteri PPN/Bappenas Bambang PS Brodjonegoro dalam Diskusi Forum Merdeka Barat 9 di kantor Bappenas, Selasa (18/12).
Kegiatan ini juga mendatangkan devisa mencapai Rp396 miliar. Dari jumlah tersebut, Rp341 miliar di antaranya berasal dari pengeluaran peserta mancanegara. Sedangkan sisanya sebesar Rp55 miliar berasal dari penunjang operasional selama periode 2017 - 2018.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bambang mengungkapkan, selama periode 2017-2018, IMF-WB AM 2018 berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 0,01 persen dari 5,15 persen menjadi 5,16 persen.
Khusus untuk Provinsi Bali, kegiatan tersebut meningkatkan pertumbuhan ekonomi 0,41 persen di atas pertumbuhan baseline, yaitu dari 5,9 persen menjadi 6,31 persen. Efek pengganda
output (multiplier effect) terhadap perekonomian Bali mencapai Rp2,7 triliun. Selain itu, kegiatan ini juga membuka lapangan kerjaja bagi 22.300 orang di Bali serta mengerek upah riil sebesar 0,7 persen.
Lebih lanjut, selama pertemuan yang digelar Oktober lalu ini, Indonesia berhasil membuat kesepakatan investasi dengan investor luar negerti. Tercatat, 14 perusahaan pelat merah menandatangani perjanjian kerja sama investasi senilai total Rp202 triliun.
"Kalau dari PINA Bappenas, kami memfasilitasi kerja sama investasi dengan total nilai Rp47 triliun," ujarnya.
Di tempat yang sama, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman selaku Ketua Panitian IMF - WB AM 2018 Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan pertemuan ini telah mengerek reputasi Indonesia di mata internasional, terutama dalam penyelenggaran kegiatan besar. Hal ini berdampak positif pada saat mempromosikan peluang investasi di Indonesia kepada investor asing.
"Tentu dampaknya tidak segera pada 2019. Karena ini menyangkut industri, saya pikir 2020 2021 pasti akan berdampak bagus," ujarnya.
(sfr/agi)