Jakarta, CNN Indonesia --
Arus modal asing (capital inflow) diperkirakan bakal mengalir deras ke Indonesia pada 2019 ditopang oleh faktor global. Investor diperkirakan tak akan banyak terpengaruh oleh kondisi politik memasuki tahun Pemilihan Presiden (
Pilpres).
Ekonom PT Bank Central Asia Tbk David Sumual menyebutkan di sepanjang 2019 aliran modal asing bakal membanjiri Indonesia. Para pemodal asing, menurut dia, biasanya tak terpengaruh dengan faktor politik dalam menempatkan dana.
"Di kuartal pertama kelihatannya aliran modal ke negara-negara
emerging market akan cukup baik dilatarbelakangi revisi The Fed (Bank Sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve) untuk kenaikan suku bunga di 2019 dari empat menjadi dua kali," ujar Sumual kepada
CNNIndonesia.com, dikutip Selasa (1/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Senada dengan David, Lana memperkirakan aliran modal asing akan lancar di 2019. Hal ini bercermin dari kondisi pada tahun-tahun Pilpres sebelumnya.
"Secara historis pada tahun Pilpres 2004, 2009, 2014 selalu terjadi net
inflows terutama ke saham. IHSG juga returnnya positif," ucap Lana.
Menurut dia di tengah melambatnya perekonomian global dan pasar domestik negara-negara maju, negara-negara berkembang
(emerging market) seperti Indonesia menjadi tempat yang menggiurkan bagi para investor untuk memarkirkan duitnya.
"Investor pasar saham memanfaatkan sentimen. Betul melambat di
domestic market makanya mereka investasi di
emerging market termasuk Indonesia," ujarnya.
Adapun Bank Indonesia sebelumnya mencatat aliran modal asing hingga November 2018 mencapai Rp62,4 triliun. Aliran dana tersebut tak sampai setengah dari dana asing yang masuk sepanjang 2017 sebesar Rp138 triliun.
Sementara itu, Direktur Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal justru memperkirakan aliran dana asing bakal mandek di tahun depan, terutama pada sektor investasi langsung
(Foreign Direct Investment/FDI)."Ada pengetatan moneter di global. Faktor dari dalam negeri juga ada seperti tahun politik, biasanya FDI ada perlambatan. Aliran dana 2019 tidak sekencang biasanya," terang dia.
(sah/agi)