Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo (
Jokowi) membantah anggapan bahwa
beras hasil serapan Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum
Bulog) berkualitas rendah dan tersimpan di luar gudang resmi milik perusahaan.
"Siapa bilang? Kemarin saya cek di Tulungagung dan beberapa tempat tidak ada masalah untuk kualitas," ucapnya menjawab pertanyaan wartawan di gudang beras Bulog kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis (10/1).
Bahkan, ia mengklaim kualitas beras Bulog justru kian membaik dari waktu ke waktu, sehingga terjamin kelayakannya untuk dikonsumsi oleh masyarakat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau dibandingkan dengan tahun-tahun yang lalu, masih banyak beras yang hitam, yang coklat, sekarang tidak ada keluhan semacam itu," imbuhnya.
Lebih lanjut, Kepala Negara mengatakan kualitas beras Bulog bisa terjaga karena Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu melakukan penyimpanan yang lebih baik. Ia juga tidak mendengar bahwa ada pasokan beras yang ditempatkan di luar gudang beras Bulog.
Selain itu, kualitas beras juga dipengaruhi oleh serapan beras yang lebih baik. "Saya bandingkan dengan 3-4 tahun lalu ketika saya ke sini (gudang beras Bulog), manajemen stoknya kelihatan sekali. Cukup rapi manajemen gudangnya sekarang," katanya.
Di sisi lain, Jokowi meminta Bulog untuk terus memainkan peran dalam menjaga kestabilan harga dan pasokan beras bagi kebutuhan konsumsi masyarakat.
Selain itu, Bulog juga diminta untuk terus meningkatkan kemampuannya dalam menyerap beras hasil panen petani, khususnya jelang panen raya yang diperkirakan akan berlangsung pada Februari-Maret 2019.
"Sekarang Bulog operasi pasar agar stok semakin berkurang, sehingga saat panen raya nanti serapan Bulog terhadap beras dan gabah petani bisa dilakukan secara besar-besaran," jelasnya.
Berdasarkan data Bulog, jumlah pasokan beras di gudang perseroan sebanyak 2,1 juta ton per akhir Desember 2018. Jumlah itu telah berkurang dari posisi bulan-bulan sebelumnya karena Bulog melakukan operasi pasar.
Realisasi operasi pasar secara nasional mencapai 544.649 ton pada 2018. Bulog mengklaim capaian ini merupakan yang tertinggi dalam 10 tahun terakhir. Sedangkan, khusus untuk Bulog Divre DKI Jakarta dan Banten, realisasi operasi pasar sebanyak 64.668 ton.
Sementara itu, realisasi operasi pasar secara nasional periode 1-10 Januari 2019 sebanyak 37.017 ton. Khusus Bulog Divre DKI Jakarta dan Banten, realisasi mencapai 8.573 ton yang tersebar ke 44 pasar.
(uli/lav)