Lempar SBR 005, Pemerintah Cuma Beri 'Jatah' Rp5 Triliun

CNN Indonesia
Kamis, 10 Jan 2019 12:45 WIB
Kementerian Keuangan resmi merilis SBN SBR 005 mulai hari ini hingga 24 Januari. SBR 005 bisa dipesan mulai dari Rp1 juta dengan bunga 8,15 persen.
Kementerian Keuangan resmi merilis SBN SBR 005 mulai hari ini hingga 24 Januari. SBR 005 bisa dipesan mulai dari Rp1 juta dengan bunga 8,15 persen. (CNNIndonesia/Safir Makki).
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Keuangan resmi menawarkan Surat Berharga Negara (SBN) seri Savings Bond Rate (SBR) seri 005 mulai hari ini, 10 Januari hingga 24 Januari 2019. Untuk penawaran ini, pemerintah hanya memberi kuota maksimal pemesanan sebesar Rp5 triliun.

Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Loto Srinaita Ginting mengatakan penetapan kuota disebabkan karena jatah penerbitan obligasi ritel di tahun ini hanya dibatasi antara 9 hingga 10 persen dari total penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) bruto sebanyak Rp825,7 triliun, atau Rp74,3 triliun hingga Rp82,57 triliun.

Di sisi lain, pemerintah juga berencana menerbitkan 10 kali penerbitan obligasi ritel yang terdiri dari empat kali penerbitan SBR, empat kali penerbitan Sukuk Tabungan (ST), satu kali penerbitan Obligasi Ritel (ORI), dan satu kali penerbitan sukuk ritel (sukri).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Jadi karena kita perlu menyebar jatah penerbitan obligasi ritel ke 10 penerbitan, sehingga kami hanya siapkan (jatah) SBR Rp5 triliun," jelas Loto, Kamis (10/1).

Ia menuturkan jika nanti kuota sudah terpenuhi sebelum masa penawaran berakhir, nantinya akan ada notifikasi secara elektronik bahwa pesanan ditolak. Hal ini, lanjut dia, juga sudah tercantum di dalam memorandum informasi ketika investor hendak memesan SBR 005.

Penawaran SBR 005 dilakukan di sembilan mitra distribusi dan melalui via daring melalui PT Bank Central Asia (Persero) Tbk, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Permata Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk, Investree, dan Bareksa.


"Jadi nanti ketika kuota nasional tidak ditambah pemerintah, sistem bisa menolak meski masa penawarannya bisa berakhir. Dan selain itu agar investor juga tidak usah complain kalau penawarannya ditolak," imbuh dia.

Menurut Loto, kuota nasional sebesar Rp5 triliun ini melebihi target penjualan yang ditetapkan sembilan mitra distribusi yakni Rp2 triliun. Namun, ia berharap penawaran SBR 005 kali ini bisa mengulang kesuksesan dua seri SBR sebelumnya, yakni SBR 003 dan SBR 004.

Dari penerbitan SBR 003, pemerintah berhasil menghimpun Rp1,9 triliun atau hampir dua kali lipat dari pagu indikatifnya, yakni Rp1 triliun. Sementara itu, SBR 004 terbilang laris Rp7,32 triliun, atau lebih tinggi dari target Rp1,49 triliun.


Bahkan, pada satu jam pertama setelah penawaran pukul 10.00 WIB, total pembayaran SBR 005 yang sudah dilunasi sebanyak Rp53,4 miliar. "Mungkin dari segi investor lebih banyak milenial. Tapi dari segi volume dan nilai, mungkin generasi lebih tua paling banyak mendominasi," terang dia.

SBR 003 adalah obligasi ritel pertama yang dilempar pemerintah pada 2019 ini. SBR 003 memiliki tingkat kupon mengambang (floating) 8,15 persen dengan tenor dua tahun dan minimum pemesanan Rp1 juta. Bunga 8,15 persen terdiri dari suku bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate sebesar 6 persen ditambah spread 215 basis poin.

Karena bunga bersifat mengambang, maka bunga kupon akan naik ketika suku bunga BI meningkat. Namun, jika suku bunga BI turun hingga di bawah 6 persen, maka tingkat kupon tak akan berubah. (glh/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER