
Bambang Brodjonegoro 'Mimpi' Kemiskinan Turun Jadi 9 Persen
CNN Indonesia | Senin, 21/01/2019 12:54 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro berharap angka kemiskinan turun menjadi 9 persen pada akhir tahun ini.
"Kita targetnya tahun ini kemiskinan 8,5 persen-9,5 persen. Kalau lihat angka terakhir di 9,66 persen. Mudah-mudahan akhir tahun ini kemiskinan sudah di 9 persen," ujarnya, mengutip Antara, di Jakarta, Senin (21/1).
Untuk mencapai target penurunan angka kemiskinan, sambung Bambang, pemerintah fokus pada penguatan bantuan sosial (bansos) yang tepat sasaran, seperti Bantuan Pangan Nontunai (BPNT), Program Keluarga Harapan (PKH), termasuk Kartu Indonesia Pintar (KIP).
Jenis bansos di atas terutama ditujukan untuk masyarakat yang masuk dalam kategori kemiskinan ekstrem.
"Sedangkan, untuk yang rentan miskin, supaya mereka tidak jatuh miskin lagi, kami perkuat akses permodalan mikro. Kemudian juga penciptaan lapangan kerja," imbuh Bambang.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat persentase penduduk miskin pada September 2018 terus turun menjadi 9,66 persen dibandingkan Maret 2018 yang mencapai 9,82 persen.
Ada penurunan kemiskinan sebesar 0,16 poin di September 2018 dari Maret 2018 dan 0,46 poin dibandingkan September 2017 lalu.
Secara jumlah, penduduk miskin pada September 2018 mencapai 25,67 juta orang, menurun 0,28 juta orang terhadap Maret 2018 dan menurun 0,91 juta orang terhadap September 2017.
Sementara itu, terkait masalah ketimpangan, Bambang menekankan ada dua hal penting yang memengaruhi besarnya tingkat ketimpangan, yaitu akses terhadap infrastruktur dan pelayanan dasar, dan juga penyaluran bantuan sosial yang tepat sasaran.
"Tentunya kalau disparitas itu dua hal. Pertama masalah akses. Akses harus diperbaiki, oleh karena itu, infrastruktur tetap perlu dibangun, terutama infrastruktur dasar dan pelayanan dasar. Kedua, bansos itu harus sampai ke mereka. Karena problemnya sebagian kelompok yang harusnya menerima, belum menerima karena belum terjangkau bantuan tersebut," jelasnya.
Pada September 2018, BPS mencatat tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Indonesia yang diukur oleh Rasio Gini turun tipis menjadi 0,384. Angka tersebut menurun sebesar 0,005 poin jika dibandingkan dengan Gini Ratio Maret 2018 yang sebesar 0,389. Sementara itu, jika dibandingkan dengan Gini Ratio September 2017 yang sebesar 0,391 turun sebesar 0,007 poin. (Antara/bir)
"Kita targetnya tahun ini kemiskinan 8,5 persen-9,5 persen. Kalau lihat angka terakhir di 9,66 persen. Mudah-mudahan akhir tahun ini kemiskinan sudah di 9 persen," ujarnya, mengutip Antara, di Jakarta, Senin (21/1).
Untuk mencapai target penurunan angka kemiskinan, sambung Bambang, pemerintah fokus pada penguatan bantuan sosial (bansos) yang tepat sasaran, seperti Bantuan Pangan Nontunai (BPNT), Program Keluarga Harapan (PKH), termasuk Kartu Indonesia Pintar (KIP).
Jenis bansos di atas terutama ditujukan untuk masyarakat yang masuk dalam kategori kemiskinan ekstrem.
"Sedangkan, untuk yang rentan miskin, supaya mereka tidak jatuh miskin lagi, kami perkuat akses permodalan mikro. Kemudian juga penciptaan lapangan kerja," imbuh Bambang.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat persentase penduduk miskin pada September 2018 terus turun menjadi 9,66 persen dibandingkan Maret 2018 yang mencapai 9,82 persen.
Ada penurunan kemiskinan sebesar 0,16 poin di September 2018 dari Maret 2018 dan 0,46 poin dibandingkan September 2017 lalu.
Secara jumlah, penduduk miskin pada September 2018 mencapai 25,67 juta orang, menurun 0,28 juta orang terhadap Maret 2018 dan menurun 0,91 juta orang terhadap September 2017.
Sementara itu, terkait masalah ketimpangan, Bambang menekankan ada dua hal penting yang memengaruhi besarnya tingkat ketimpangan, yaitu akses terhadap infrastruktur dan pelayanan dasar, dan juga penyaluran bantuan sosial yang tepat sasaran.
"Tentunya kalau disparitas itu dua hal. Pertama masalah akses. Akses harus diperbaiki, oleh karena itu, infrastruktur tetap perlu dibangun, terutama infrastruktur dasar dan pelayanan dasar. Kedua, bansos itu harus sampai ke mereka. Karena problemnya sebagian kelompok yang harusnya menerima, belum menerima karena belum terjangkau bantuan tersebut," jelasnya.
Pada September 2018, BPS mencatat tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Indonesia yang diukur oleh Rasio Gini turun tipis menjadi 0,384. Angka tersebut menurun sebesar 0,005 poin jika dibandingkan dengan Gini Ratio Maret 2018 yang sebesar 0,389. Sementara itu, jika dibandingkan dengan Gini Ratio September 2017 yang sebesar 0,391 turun sebesar 0,007 poin. (Antara/bir)
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
LIHAT SEMUA
EKOPEDIA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
TERPOPULER

Penumpang Kereta Akan Dites Covid GeNose Mulai 5 Februari
Ekonomi • 1 jam yang lalu
Bio Farma Sudah Produksi 4 Juta Vaksin Covid-19 Jadi
Ekonomi 1 jam yang lalu
Dua Kali Antam Digugat Pembeli, Total Ganti Rugi 1,1 Ton Emas
Ekonomi 7 jam yang lalu