
Dibuka Rp14.210, Rupiah Jadi Salah Satu Terbaik di Asia
CNN Indonesia | Selasa, 22/01/2019 08:40 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Nilai tukar rupiah pada perdagangan Selasa (22/1) pagi berada di posisi Rp14.210 per dolar AS. Posisi ini menguat 0,11 persen dari penutupan pada Senin (21/1) yakni Rp14.226 per dolar AS.
Memang, rata-rata mata uang Asia menunjukkan kekuatannya pada perdagangan kali ini. Tapi, penguatan rupiah lebih baik dari peso Filipina yang menguat 0,05 persen, dolar Singapura yang naik 0,01 persen, baht Thailand yang menguat 0,07 persen, dan yen Jepang menguat 0,06 persen.
Sementara itu, rupee India dan yuan China harus mengalah kepada mata uang Paman Sam masing-masing sebesar 0,12 persen dan 0,31 persen. Bahkan, ringgit Malaysia keok 0,26 persen terhadap dolar AS.
Kondisi di Asia berbanding terbalik dengan kinerja mata uang negara maju. Rubel Rusia melemah 7,22 persen, sementara poundsterling Inggris dan dolar Australia masing-masing melemah 0,01 persen dan 0,08 persen. Hanya euro saja yang menguat 0,01 persen
Kendati demikian, Analis Monex Investindo Future Faisyal mengatakan peluang rupiah melemah hari ini masih bisa terjadi. Rupiah berpotensi mendapatkan tekanan dari penguatan harga minyak gara-gara suplai AS berkurang dan peningkatan permintaan China.
Selain itu, belum ada sentimen baru dari dalam negeri yang bisa mendongkrak nilai tukar rupiah. Oleh karenanya, ia memprediksi rupiah akan berada di angka Rp14.115 hingga Rp14.320 per dolar AS.
"Dan selain itu, Perdana Menteri Inggris Theresa May dikabarkan masih berunding soal keluarnya Inggris dari Uni Eropa, itu juga menjadi sentimen bagi rupiah," ujar Faisyal kepada CNNIndonesia.com, Selasa (22/1).
Sementara itu, Analis Asia Trade Point Futures (ATPF) Andri Hardianto mengatakan rupiah hari ini masih berpotensi melemah karena dari sisi teknikal, rupiah sudah melewati level psikologis Rp14.200 per dolar AS pada penutupan perdagangan kemarin. Menurutnya, sentimen yang mewarnai pergerakan rupiah hari ini masih seperti kemarin, yakni; perlambatan ekonomi China, perang dagang, Brexit, dan kenaikan harga minyak.
"Untuk hari ini saya perkirakan rupiah bergerak di kisaran Rp14.180 hingga Rp14.300 per dolar AS," kata dia.
(glh/agt)
Memang, rata-rata mata uang Asia menunjukkan kekuatannya pada perdagangan kali ini. Tapi, penguatan rupiah lebih baik dari peso Filipina yang menguat 0,05 persen, dolar Singapura yang naik 0,01 persen, baht Thailand yang menguat 0,07 persen, dan yen Jepang menguat 0,06 persen.
Sementara itu, rupee India dan yuan China harus mengalah kepada mata uang Paman Sam masing-masing sebesar 0,12 persen dan 0,31 persen. Bahkan, ringgit Malaysia keok 0,26 persen terhadap dolar AS.
Kondisi di Asia berbanding terbalik dengan kinerja mata uang negara maju. Rubel Rusia melemah 7,22 persen, sementara poundsterling Inggris dan dolar Australia masing-masing melemah 0,01 persen dan 0,08 persen. Hanya euro saja yang menguat 0,01 persen
Kendati demikian, Analis Monex Investindo Future Faisyal mengatakan peluang rupiah melemah hari ini masih bisa terjadi. Rupiah berpotensi mendapatkan tekanan dari penguatan harga minyak gara-gara suplai AS berkurang dan peningkatan permintaan China.
Selain itu, belum ada sentimen baru dari dalam negeri yang bisa mendongkrak nilai tukar rupiah. Oleh karenanya, ia memprediksi rupiah akan berada di angka Rp14.115 hingga Rp14.320 per dolar AS.
"Dan selain itu, Perdana Menteri Inggris Theresa May dikabarkan masih berunding soal keluarnya Inggris dari Uni Eropa, itu juga menjadi sentimen bagi rupiah," ujar Faisyal kepada CNNIndonesia.com, Selasa (22/1).
Sementara itu, Analis Asia Trade Point Futures (ATPF) Andri Hardianto mengatakan rupiah hari ini masih berpotensi melemah karena dari sisi teknikal, rupiah sudah melewati level psikologis Rp14.200 per dolar AS pada penutupan perdagangan kemarin. Menurutnya, sentimen yang mewarnai pergerakan rupiah hari ini masih seperti kemarin, yakni; perlambatan ekonomi China, perang dagang, Brexit, dan kenaikan harga minyak.
"Untuk hari ini saya perkirakan rupiah bergerak di kisaran Rp14.180 hingga Rp14.300 per dolar AS," kata dia.
ARTIKEL TERKAIT

'Gara-gara' China, Rupiah Melempem Masuk Zona Merah di Asia
Ekonomi 1 bulan yang lalu
Tunggu Data China, Rupiah Melemah ke Rp14.200 per Dolar AS
Ekonomi 1 bulan yang lalu
Dana Asing Banjir di Pasar Uang, BI Kurangi Intervensi
Ekonomi 1 bulan yang lalu
Negosiasi Perang Dagang Bikin Rupiah 'Jos' Lawan Dolar AS
Ekonomi 1 bulan yang lalu
Rupiah Menguat Tipis Pagi Ini Meski Dibayangi Risiko Global
Ekonomi 1 bulan yang lalu
Jelang Debat Capres 2019, Rupiah 'Keok' 64 Poin
Ekonomi 1 bulan yang lalu
BACA JUGA

China Tutup Sementara Tibet Menjelang 60 Tahun Pendudukan
Internasional • 20 February 2019 21:16
Menkeu AS Sebut Pembicaraan Dagang dengan China Berjalan Baik
Internasional • 14 February 2019 02:12
Penjualan iPhone Anjlok di China dan India
Teknologi • 13 February 2019 09:29
AS Pertimbangkan Ulur Waktu Tambah Bea Masuk China
Internasional • 13 February 2019 02:10
TERPOPULER

12 Pembangkit Listrik Tenaga Sampah Siap Operasi Mulai 2019
Ekonomi • 2 jam yang lalu
Hati-hati Defisit APBN Kian Lebar
Ekonomi 1 jam yang lalu
Freeport Tantang Eks Karyawan Tempuh Jalur Hukum
Ekonomi 2 jam yang lalu