Jakarta, CNN Indonesia --
China diperkirakan bakal mengambil alih posisi
Amerika Serikat sebagai negara dengan pasar
ritel terbesar di dunia untuk pertama kalinya tahun depan, meski tengah mengalami perlambatan ekonomi.
Berdasarkan hasil penelitian eMarketer, penjualan ritel China akan mencapai lebih dari US$5,6 triliun atau US$100 miliar lebih besar dari Amerika Serikat.
Populasi penduduk kaya di China berkembang pesat didorong oleh pesatnya pertumbuhan
e-commerce dan penjualan
online.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dalam beberapa tahun terakhir, konsumen mengalami kenaikan pendapatan membuat jutaan penduduk sebagai masyarakat kelas menengah baru. Hasilnya membuat daya beli dan rata-rata pengeluaran per penduduk meningkat." ujar Monica Peart, Direktur eMarketer, seperti dikutip dari
CNN, Kamis (24/1).
Prediksi lembaga tersebut menyoroti pentingnya China sebagai pasar untuk merek global bahkan ketika pertumbuhan negara tersebut mulai melambat. Negara ini sudah menjadi pasar terbesar di dunia untuk produk mobil dan telepon pintar.
Lembaga tersebut juga memperkirakan jarak antara paras ritel China dan AS semakin melebar pada tahun-tahun mendatang dengan pertumbuhan China yang diperkirakan tumbuh kencang hingga 2022.
Perusahaan
e-Commerce asal China, Alibaba dan JD.com memiliki peran kunci dalam ledakan pertumbuhan industri. Keduanya berkontribusi terhadap 35 persen atau hampir mencapai US$2 triliun penjualan ritel China.
China memiliki program
single days, promo belanja tahunan Alibaba yang secara teratur menghasilkan penjualan besar. Alibaba sendiri menyumbang lebih dari setengah penjualan
online di China, tetapi menghadapi kenaikan persaingan yang lebih besar.
Pada 2017, Alibaba membayar US$2,9 miliar untuk 36 persen Sun Art Retail Group yang secara luas dianggap setara dengan Walmart.
(cnn/agi)