
Awal 2019, Utang Pemerintah Nyaris Tembus Rp4.500 Triliun
CNN Indonesia | Rabu, 20/02/2019 20:12 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Keuangan mencatat posisi utang pemerintah per akhir Januari mencapai sebesar Rp4.498,56 triliun. Angka ini meningkat 13,64 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya Rp3.958,66 triliun.
Berdasarkan data Kemenkeu, utang pemerintah sebagian besar dalam bentuk Surat Berharga Negara (SBN) yang mencapai Rp3.702,77 triliun atau 82,31 persen dari total utang pemerintah. Utang pemerintah dalam bentuk SBN tersebut mencatat kenaikan 15,48 persen dari periode yang sama tahun lalu Rp3.206,28 triliun.
Kemudian, sisa utang sebesar Rp795,79 triliun berasal dari pinjaman biasa seperti pinjaman luar negeri dan dalam negeri.
Salah satu faktor yang menyebabkan kenaikan posisi utang pemerintah adalah penarikan pembiayaan yang signifikan di awal tahun. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan penarikan pada awal tahun sempat melonjak lantaran pemerintah menerapkan strategi penarikan utang di awal tahun (front loading) karena memanfaatkan situasi pasar modal yang cukup kondusif.
Kendati demikian, rasio utang pemerintah terhadap PDB mencapai 30,1 persen.
Data yang dimilikinya menunjukkan bahwa penarikan pembiayaan yang dilakukan sepanjang tahun ini mencapai Rp122,5 triliun atau lebih tinggi 353,7 persen dibanding Januari tahun sebelumnya yakni Rp27 triliun.
Kemudian, pembiayaan dilakukan karena defisit APBN per Januari sudah mencatat 0,28 persen dari PDB, atau sedikit lebih tinggi dibanding Januari tahun lalu 0,25 persen dari PDB.
"Jadi memang di awal tahun kami sudah lakukan front loading dalam rangka antisipasi kondisi pasar dan kesempatan yang cukup preferable di awal tahun ini," terang Sri Mulyani, Rabu (20/2). (glh/agi)
Berdasarkan data Kemenkeu, utang pemerintah sebagian besar dalam bentuk Surat Berharga Negara (SBN) yang mencapai Rp3.702,77 triliun atau 82,31 persen dari total utang pemerintah. Utang pemerintah dalam bentuk SBN tersebut mencatat kenaikan 15,48 persen dari periode yang sama tahun lalu Rp3.206,28 triliun.
Kemudian, sisa utang sebesar Rp795,79 triliun berasal dari pinjaman biasa seperti pinjaman luar negeri dan dalam negeri.
Salah satu faktor yang menyebabkan kenaikan posisi utang pemerintah adalah penarikan pembiayaan yang signifikan di awal tahun. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan penarikan pada awal tahun sempat melonjak lantaran pemerintah menerapkan strategi penarikan utang di awal tahun (front loading) karena memanfaatkan situasi pasar modal yang cukup kondusif.
Kendati demikian, rasio utang pemerintah terhadap PDB mencapai 30,1 persen.
Data yang dimilikinya menunjukkan bahwa penarikan pembiayaan yang dilakukan sepanjang tahun ini mencapai Rp122,5 triliun atau lebih tinggi 353,7 persen dibanding Januari tahun sebelumnya yakni Rp27 triliun.
Kemudian, pembiayaan dilakukan karena defisit APBN per Januari sudah mencatat 0,28 persen dari PDB, atau sedikit lebih tinggi dibanding Januari tahun lalu 0,25 persen dari PDB.
"Jadi memang di awal tahun kami sudah lakukan front loading dalam rangka antisipasi kondisi pasar dan kesempatan yang cukup preferable di awal tahun ini," terang Sri Mulyani, Rabu (20/2). (glh/agi)
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
LIHAT SEMUA
EKOPEDIA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
TERPOPULER

Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 13 Ditunda Hari Ini
Ekonomi • 49 menit yang lalu
Erick Ancam Copot Direksi BUMN yang Langgar PMN
Ekonomi 1 jam yang lalu
China Deg-degan 'Bubble' Industri Keuangan Dunia Pecah
Ekonomi 2 jam yang lalu