Bergerak Stabil, BI Sebut Rupiah Terlalu Murah

CNN Indonesia
Jumat, 22 Feb 2019 07:35 WIB
Bank Indonesia menyatakan saat ini nilai tukar rupiah sudah bergerak stabil. Tapi, mereka melihat rupiah masih terlalu murah atau undervalue.
Ilustrasi. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) menilai rupiah sejak 1 Januari 2019 hingga 21 Februari 2019 cukup stabil. Meski begitu, mereka nilai rupiah masih terlalu murah atau undervalue.

Data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI menunjukkan nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.465 per dolar AS pada awal tahun ini. Rupiah terus menguat ke kisaran Rp14.000-14.100 per dolar AS sampai hari ini.

Bahkan, rupiah sempat menginjak kisaran Rp13.900 per dolar AS pada pertengahan bulan ini. "Nilai tukar rupiah terus bergerak sesuai dengan mekanisme pasar, tapi rupiah masih undervalue, karena ada potensi penguatan rupiah yang terbuka," ucap Gubernur BI Perry Warjiyo di Kompleks Gedung BI, Kamis (21/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Perry, nilai tukar rupiah masih bisa lebih menguat dari posisi saat ini karena aliran modal asing yang masuk (capital inflow) ke tanah air cukup menjanjikan. Tren capital inflow bahkan sudah terjadi sejak kuartal IV 2018.


Tercatat, capital inflow mencapai US$12,5 miliar pada periode tersebut. Meski secara keseluruhan, capital inflow sepanjang 2018 hanya sekitar US$9,3 miliar. Namun, tren masuknya aliran modal asing terus berlangsung sampai saat ini.

"Aliran modal asing pada Januari 2019 tercatat sebesar US$2,2 miliar dan terus terjadi pada Februari 2019," ungkapnya.

Lebih lanjut, tren positif capital inflow terjadi karena normalisasi kebijakan moneter bank sentral AS, The Federal Reserve diperkirakan tidak seagresif tahun lalu. Sepanjang 2018, The Fed mengerek bunga acuan sebanyak empat kali.

Sementara pada tahun ini, proyeksi kenaikan tingkat suku bunga acuan The Fed terus menurun dari tiga kali menjadi hanya satu kali. Hal ini memungkinkan aliran modal asing yang pulang kampung ke Negeri Paman Sam pada tahun lalu, bisa kembali ke negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.

Kendati begitu, Perry enggan mengungkap berapa nilai fundamental rupiah seharusnya dengan positifnya aliran modal. Di sisi lain, ia juga enggan memberi sikap apakah bank sentral nasional akan kembali melakukan intervensi agar kurs rupiah bisa lebih kuat lagi.

(uli/agt)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER