Jakarta, CNN Indonesia -- Otoritas Jasa Keuangan (
OJK) mencatat total
laba bersih yang dibukukan
perbankan pada sepanjang tahun lalu mencapai Rp150 triliun. Laba tersebut naik 14,4 persen dibanding 2017 sebesar Rp131,16 triliun.
Berdasarkan data Statistik Perbankan Indonesia (SPI) OJK, pendapatan bunga bersih perbankan tahun lalu naik 5,3 persen menjadi Rp377,25 triliun. Sementara pendapatan nonbunga tumbuh lebih kencang mencapai 12,82 persen dari Rp231,5 triliun menjadi Rp261,2 triliun.
Di sisi lain, beban nonbunga atau operasional perbankan pada tahun lalu tercatat hanya naik 6,78 persen menjadi Rp453,02 triliun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada tahun lalu, penyaluran kredit mencapai Rp5.294,88 triliun, naik 11,75 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan kredit tersebut melesat dibanding tahun lalu sebesar 8,24 persen.
Sementara dana pihak ketiga (DPK) hanya tumbuh 6,44 persen menjadi Rp5.630 triliun. Akibatnya, rasio kredit terhadap DPK
(Loan to Deposits Ratio/LDR) perbankan
OJK juga mencatat margin bunga bersih
(net interst margin/NIM) perbankan tahun lalu turun dari 5,32 persen pada 2017 menjadi 5,14 persen. Sementara efisiensi perbankan membaik yang diitunjukkan oleh penurunan rasio BOPO (beban operasional dibanding pendapatan operasional) dari 78,64 persen menjadi 77,86 persen.
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso sebelumnya menilai pertumbuhan kredit cukup memuaskan karena berhasil mencapai target sebesar 10-12 persen. Kredit perbankan juga dinilai mampu tumbuh di tengah banjir tekanan dari ekonomi global, khususnya akibat kebijakan normalisasi moneter dari bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve.
Di sisi lain, rasio kredit bermasalah
(Non Performing Loan/NPL) perbankan rupanya juga mampu dijaga lebih baik dibandingkan dengan tahun lalu. Tercatat, NPL gross sebesar 2,37 persen dan NPL net 1,14 persen. NPL 2018 lebih rendah dibandingkan dengan tahun lalu sebesar 2,59 persen.
(agi)