Rupiah Kian Terperosok Sentuh Rp14.120 per Dolar AS

CNN Indonesia
Jumat, 01 Mar 2019 16:46 WIB
Rupiah melemah 0,36 persen ke posisi Rp14.120 per dolar AS pada perdagangan pasar spor Jumat (1/3) sore dibandingkan kemarin, yaitu Rp14.069 per dolar AS.
Ilustrasi dolar AS. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia -- Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.120 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Jumat (1/3) sore. Ini berarti rupiah melemah 0,36 persen dibandingkan penutupan pada Kamis (28/2), yakni Rp14.069 per dolar AS.

Sementara itu, berdasarkan kurs referensi Bank Indonesia Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), rupiah berada di posisi Rp14.111 per dolar AS atau melemah dibandingkan kemarin, yaitu Rp14.062 per dolar AS. Adapun rupiah diperdagangkan di kisaran Rp14.101 hingga Rp14.130 per dolar AS pada hari ini.

Sore hari ini, hampir seluruh mata uang utama Asia melemah terhadap dolar AS. Yen Jepang tercatat melemah 0,47 persen, baht Thailand melemah 0,43 persen, dan rupee India melemah 0,3 persen. Kemudian, ringgit Malaysia dan yuan China masing-masing melemah 0,2 persen dan 0,18 persen terhadap dolar AS pada hari ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Lalu, peso Filipina melemah 0,09 persen. Diikuti oleh won Korea Selatan dan dolar Singapura yang melemah 0,04 persen. Dari seluruh mata uang Asia, hanya dolar Hong Kong saja yang menguat terhadap dolar AS, yakni 0,01 persen.

Pelemahan juga ditunjukkan oleh mata uang negara maju. Poundsterling Inggris melemah 0,07 persen, sementara euro melemah 0,09 persen. Di sisi lain, dolar Australia menguat 0,01 persen terhadap dolar AS.

Analis Monex Investindo Faisyal mengatakan lunglainya rupiah disebabkan karena menguatnya dolar AS setelah rilis data Produk Domestik Bruto (PDB) AS Kamis (28/2) malam.


Di dalam rilis tersebut, pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal IV tercatat 2,6 persen atau lebih tinggi dari prediksi pelaku pasar sebelumnya. Meski memang, pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal kemarin lebih rendah dari kuartal III, yakni 3,4 persen.

"Membaiknya pertumbuhan ekonomi AS ini membuat pelaku pasar meramal bahwa mungkin The Fed bisa saja menaikkan suku bunga acuannya tahun ini," jelas Faisyal kepada CNNIndonesia.com, Jumat (1/3).

Kemudian, rupiah juga melemah karena harga minyak menanjak sebagai imbas pengurangan suplai oleh organisasi negara-negara pengekspor minyak mentah dunia (OPEC).


Sebetulnya, sentimen positif muncul dari dalam negeri setelah Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan deflasi 0,08 persen pada Februari. Namun, itu tak cukup kuat menghalau keperkasaan dolar AS.

"Akhir pekan ini, rupiah juga perlu waspada karena akan ada rilis data manufaktur AS malam ini. Kemudian, sentimen akhir pekan juga akan muncul dari drama perang dagang antara AS dan China," terang dia. (glh/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER