JELANG DEBAT CAWAPRES

Buih Isu Tenaga Kerja di Debat Ma'ruf vs Sandi

Yuli Yanna Fauzie | CNN Indonesia
Jumat, 15 Mar 2019 09:08 WIB
Isu tenaga kerja akan menjadi topik debat cawapres Ma'ruf Amin dan Sandiaga Uno. Berikut ini fakta penciptaan lapangan kerja pemerintah.
Ilustrasi bursa kerja. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).
Sementara, cita-cita Prabowo menghapus jenis pekerja alih daya (outsource) dinilai tak mudah. Hal ini karena tingkat keterampilan pekerja di Indonesia masih belum sesuai dengan kebutuhan industri.

"Outsourcing seharusnya tidak hanya dilihat dari sisi kesejahteraan, tapi itu memang tantangan dari ketersediaan lapangan kerja dan daya saing industri. Jadi kalau mau selesaikan ini, perlu datang dengan terobosan konkrit, jelaskan strateginya agar tidak sekadar janji," tegas Faisal.

Sementara itu, Eko menilai gagasan yang ditawarkan mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Kopassus) baru sebatas fokus pada persoalan tingkat kesejahteraan dan kesempatan kerja bagi tenaga kerja di dalam negeri.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Bila Jokowi fokus ke persoalan supply, Prabowo mau lebih mengurus sisi demand, terlihat dari permintaan outsourcing yang seharusnya tidak marak dan isu tenaga kerja asing di Indonesia," ungkapnya.

Namun demikian, ia mengakui persoalan demand memang menantang. Sebab, realisasi investasi yang mengalir ke Tanah Air memang sedang melemah. Hal ini tercermin dari pertumbuhan investasi yang hanya tumbuh sekitar 4,1 persen pada 2018 dari 2017.

Menurutnya, suka atau tidak suka, realisasi investasi memang menjadi tolak ukur kemampuan penciptaan lapangan kerja ke depan. Untuk itu, bila mau membenahi sektor ketenagakerjaan dari sisi demand, maka Prabowo perlu mengupayakan peningkatan investasi agar permintaan tenaga kerja meningkat.


Bila investasi sudah masuk dan industri butuh tenaga kerja, maka mau tidak mau pasti pekerja Indonesia bisa terserap. Minimal, karena sudah menjadi kesepakatan negosiasi antara pemerintah dan investor untuk mengutamakan penggunaan pekerja domestik ketimbang asing.

"Tapi kalau investasi turun, beberapa sektor kerja pasti tidak tumbuh. Ini akar yang harus diselesaikan kalau bicara dari demand," terangnya.

Pengamat perburuhan Universitas Gadjah Mada (UGM) Susilo Andi Darma memandang semangat penghapusan outsourcing yang digemakan Prabowo sejatinya sulit diwujudkan.


"Outsourcing tidak bisa dihapuskan karena mutlak terjadi atas alasan kebutuhan industri yang lebih efisien. Di sisi lain, pemerintah perlu pertumbuhan industri yang efisien agar daya saing meningkat," terang dia. (bir)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER