Jakarta, CNN Indonesia -- Nilai tukar
rupiah berada di posisi Rp14.260 per dolar
Amerika Serikat (AS) pada perdagangan pasar spot Jumat (15/3) sore. Dengan demikian, rupiah menguat 0,12 persen dibandingkan penutupan pada Kamis (14/3) yakni Rp14.278 per dolar AS.
Sementara itu, kurs referensi
Bank Indonesia Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menempatkan rupiah di posisi Rp14.310 per dolar AS atau melemah dibanding kemarin Rp14.253. Adapun, rupiah hari ini diperdagangkan di kisaran Rp14.258 hingga Rp14.315 per dolar AS.
Sore hari ini, mata uang Asia tercatat menguat terhadap dolar AS. Rupee India tercatat menguat 0,38 persen yang diikuti oleh baht Thailand sebesar 0,29 persen, yuan China sebesar 0,18 persen, dan dolar Singapura sebesar 0,16 persen. Kemudian, ringgit Malaysia menguat 0,09 persen, yen Jepang menguat 0,02 persen, dan disusul oleh dolar Hong Kong sebesar 0,01 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, terdapat mata uang lain yang melemah terhadap dolar AS seperti peso Filipina sebesar 0,01 persen dan won Korea Selatan sebesar 0,19 persen.
Pergerakan bervariasi terjadi di mata uang negara-negara maju. Poundsterling Inggris tercatat melemah 0,04 persen sementara dolar Australia menguat 0,32 persen dan euro menguat 0,17 persen.
Analis Asia Tradepoint Future Deddy Yusuf Siregar mengatakan pergerakan rupiah pada hari ini didominasi oleh hasil rilis neraca perdagangan Indonesia yang mencatat surplus US$330 juta pada Februari. Hal ini menimbulkan kepercayaan investor atas ekonomi Indonesia.
Rilis neraca perdagangan bisa mengangkat rupiah dari pelemahan yang terjadi pagi hari. Adapun, pelemahan rupiah pagi tadi disebabkan pemungutan suara atas keluarnya Inggris dari Uni Eropa (
Brexit) pada Kamis (15/3) malam yang melahirkan keputusan Inggris untuk memperpanjang tenggat waktu
Brexit.
Kemudian, pergerakan rupiah hari ini juga merupakan imbas dari aksi ambil untuk (profit taking) investor atas dolar AS karena sudah memasuki akhir pekan. Di sisi lain,
Federal Open Market Commitee (FOMC) berencana menggelar pertemuan pada pekan depan, sehingga investor menarik dolar AS dan menempatkannya di aset minim risiko (
safe haven).
"Jadi ada pelepasan dolar AS ke instrumen seperti emas, apalagi saat ini emas mengalami kenaikan. Atau ke mata uang negara lain selain dolar AS yang ibaratnya lebih tidak berisiko," jelas Deddy kepada
CNNIndonesia.com, Jumat (15/3).
[Gambas:Video CNN] (glh/lav)