Subsidi Airbus, AS akan 'Kobarkan' Perang Dagang dengan UE

CNN Indonesia
Selasa, 09 Apr 2019 08:43 WIB
AS akan mengobarkan perang dagang dengan Uni Eropa (UE). Perwakilan dagang AS sudah menyiapkan daftar produk UE yang akan dikenakan tarif tinggi.
Ilustrasi pesawat. (REUTERS/Toru Hanai)
Jakarta, CNN Indonesia -- Perwakilan Dagang Amerika Serikat (USTR) pada Senin (8/4) kemarin mengusulkan daftar produk Uni Eropa (UE) yang bisa dikenakan tarif balasan oleh AS atas keistimewaan berbentuk subsidi yang mereka berikan terhadap Airbus. Daftar produk tersebut terdiri dari, susu, anggur, pesawat komersial besar dan suku cadang.

Tarif tersebut diusulkan terkait kerugian sebesar US$11 miliar yang dialami AS atas kebijakan subsidi yang diberikan Uni Eropa terhadap Airbus.

"Tujuan utama kami adalah mencapai kesepakatan dengan UE untuk mengakhiri semua subsidi WTO yang tidak konsisten untuk pesawat sipil besar. Ketika UE mengakhiri subsidi berbahaya ini, bea tambahan AS yang dikenakan sebagai tanggapan dapat dicabut," kata Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer seperti dikutip dari Reuters, Selasa (9/4).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Uni Eropa dan Amerika Serikat telah berselisih selama lebih dari satu dekade karena saling tuduh soal subsidi 'ilegal' untuk Boeing dan Airbus. Kedua belah pihak diketahui telah ketahuan membayar miliaran dolar subsidi untuk mendapatkan keuntungan dalam bisnis jet global.


Amerika menuduh Uni Eropa telah memberikan subsidi untuk Airbus. Mereka memperkirakan nilai subsidi yang diberikan mencapai US$ 11,2 miliar.

Atas tuduhan tersebut, AS mengadu ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Meskipun demikian, tuduhan tersebut dibantah UE.

Atas pengaduan tersebut, WTO tahun lalu mengatakan akan mengevaluasi permintaan AS dengan menjatuhkan sanksi bernilai miliaran dolar terhadap produk UE.

USTR mengatakan akan mengumumkan daftar produk akhir setelah arbiter WTO mengevaluasi klaim tersebut. Hasilnya diharapkan musim panas ini, kata pernyataan itu.

(reuters/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER