Menteri Rini Sebut Jiwasraya Punya 4 Cara Bayar Klaim

CNN Indonesia
Rabu, 10 Apr 2019 05:55 WIB
Menteri BUMN Rini Soemarno meminta kepada nasabah Jiwasraya tak mengkhawatirkan dana mereka. Jiwasraya punya 4 cara membayar tunggakan klaim ke nasabah.
Menteri BUMN Rini Soemarno meminta nasabah Jiwasraya tak khawatir soal dana mereka karena perusahaan sudah punya empat solusi. (Dok. BUMN)
Karawang, CNN Indonesia -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno meminta kepada nasabah PT Asuransi Jiwasraya (Persero) untuk tidak mengkhawatirkan dana mereka meskipun saat ini pembayaran klaim asuransi macet. Ia meyakinkan pemerintah akan menjaga dan mengawal kondisi keuangan perusahaan agar dana masyarakat tetap aman.

Sebelumnya, Jiwasraya terpaksa menunda pembayaran klaim untuk produk asuransi tabungan rencana (saving plan) yang jatuh tempo pada Oktober 2018 lalu. Penundaan dilakukan akibat tekanan likuiditas.

Penundaan dilakukan hingga kuartal II 2019 kepada 711 pemilik polis. Total klaim yang tertunda akibat masalah tersebut mencapai Rp802 miliar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau nasabah khawatir, saya bilang jangan. (Kementerian) BUMN akan selamanya menjaga. Sekarang dengan Pak Joko Widodo, selama empat tahun ini BUMN kami jaga untuk bisa sehat," ujar Rini di Karawang, Selasa (9/4).


Rini mengatakan Jiwasraya memang memiliki masalah tahunan yang terjadi sejak 2007/2008 lalu. Saat ini, manajemen tengah melakukan perbaikan total atas masalah tersebut.

Rini tak ingin keterpurukan yang pernah menimpa Merpati terulang pada Jiwasraya. "Saya selalu didorong oleh Bapak Presiden 'Bu Rini, BUMN harus bisa sehat, dikelola secara profesional dan transparan'. Jadi, kalau ada masalah harus dihadapi dan bagaimana penyelesaiannya," ujarnya.

Sayang, Rini tak menjelaskan masalah tahunan apa yang dihadapi Jiwasraya tersebut. Ia hanya menjelaskan perseroan saat ini telah memiliki empat strategi untuk mengatasi persoalan pembayaran klaim.

Pertama, membentuk anak usaha bernama Jiwasraya Putra yang akan melibatkan empat BUMN yakni, BTN, Pegadaian, KAI, dan Telkomsel. Kedua, menerbitkan obligasi jangka menengah.

Ketiga, menyetop produk sejenis saving plan dan ekspansi digitalisasi dalam bisnis perseroan. Keempat, optimalisasi aset properti perusahaan yang menganggur.

"Ada lahan yang dikerjasamakan," ujarnya.
(sfr/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER