Pemerintah Targetkan Bangun 1 Juta Jargas Mulai 2020

CNN Indonesia
Senin, 29 Apr 2019 18:38 WIB
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan pembangunan jaringan gas (Jargas) pada 1 juta sambungan rumah (SR) per tahun mulai 2020.
Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Ego Syahrial mengungkapkan jika pemerintah ingin mengurangi impor Liquefied Petroleum Gas (LPG), maka pembangunan jargas harus dilakukan dalam jumlah besar. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan pembangunan jaringan gas (Jargas) pada 1 juta sambungan rumah (SR) per tahun mulai 2020.

Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Ego Syahrial mengungkapkan jika pemerintah ingin mengurangi impor Liquefied Petroleum Gas (LPG), maka pembangunan jargas harus dilakukan dalam jumlah besar. Sampai saat ini, beleid berupa Peraturan Presiden (PP) terkait jaringan gas sudah ditanda tangani dan tinggal dilaksanakan.

"Kemarin Menteri ESDM sudah memanggil PGN (PT Perusahaan Gas Negara), dan siap untuk mendukung pembangunannya," ujar Ego seperti dikutip dari keterangan tertulis.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ego menambahkan Jargas hanya bisa terbangun sekitar 100 ribu SR per tahun jika pemerintah hanya mengandalkan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Maka itu, pemerintah berinisiatif melibatkan perusahaan negara untuk mendukung pembangunan Jargas.


"Dampaknya tidak akan terasa, karena dalam rencana umum penyediaan energi nasional disebutkan bahwa target pemasangan Jargas sekitar 5 juta SR hingga tahun 2025," ucap Ego.

Sebagai informasi, berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 6 Tahun 2019 tentang Penyediaan dan Pendistribusian Gas Bumi Melalui Jaringan Transmisi dan/atau Distribusi Gas Bumi Untuk Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil, Menteri ESDM dapat menugaskan BUMN migas penerima penugasan untuk melakukan pengembangan Jargas.

Pengembangan Jargas ini dapat dilakukan dengan menggunakan biaya Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah dan/atau BUMN migas penerima penugasan.

"Porsi anggaran kementerian ESDM untuk infrastruktur dan program pro rakyat terus ditingkatkan. Setelah sejak 2018 porsinya sudah lebih dari 50 persen. Tahun 2020, pun direncanakan menjadi jauh lebih besar dari itu," kata Ego.


Selama ini, kementerian diklaim terus meningkatkan pemanfaatan gas bumi Indonesia untuk kepentingan domestik dibandingkan untuk ekspor.

Tren peningkatan alokasi gas untuk domestik ini rata-rata sebesar 8 persen per tahun. Bahkan tahun 2018, porsi gas untuk domestik mencapai 60 persen.

Terbukti, lanjut dia, sejak tahun 2014 pemanfaatan gas domestik untuk pertama kalinya lebih besar dari ekspor yaitu sebesar 53 persen.

"Tahun 2018 sekitar 60 persen. Kami harapkan di tahun 2019 bisa meningkat lagi di atas 60 persen," papar Ego.


Alokasi gas bumi untuk domestik sepanjang 2018 dimanfaatkan untuk berbagai sektor, mulai dari industri hingga Jargas.

Rinciannya, Liquefied Natural Gas (LNG) domestik 6,03 persen, LPG domestik 2,3 persen, kelistrikan 12,78 persen, dan pupuk sebesar 10,94 persen.

Sementara itu, alokasi untuk Industri mencapai 25,25 persen, lifting minyak sebesar 2,81 persen, serta Jargas hanya 0,05 persen.

[Gambas:Video CNN] (lav/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER