Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Koordinasi Penanaman Modal (
BKPM) mencatat
realisasi investasi sepanjang kuartal I 2019 Rp195,1 triliun. Angka ini bertumbuh 5,3 persen dibanding capaian tahun sebelumnya Rp185,3 triliun.
Secara keseluruhan, pertumbuhan investasi ini melambat dibanding capaian tahun sebelumnya yang mencatat pertumbuhan 11,8 persen. Dari sisi porsi realisasi, angka ini diketahui sebesar 24,6 persen dari target investasi 2019 yang sebesar Rp792 triliun.
Kepala BKPM Thomas Lembong mengatakan perlambatan pertumbuhan investasi ini dipengaruhi faktor eksternal dan internal. Dari segi eksternal, negara-negara di dunia memang mengalami tren penurunan Penanaman Modal Asing (PMA) lantaran perlambatan pertumbuhan ekonomi global serta imbas dari geopolitik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian, bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve juga menaikkan empat kali suku bunga acuan yang berimbas ke negara-negara lainnya. Ini pun secara tak langsung berimbas ke kenaikan biaya investasi.
Selain itu, dari sisi internal, tahun 2019 yang merupakan tahun politik membuat investor agak menunggu pemerintahan baru. Ini, lanjut dia, merupakan tren 15 tahun terakhir.
"Tapi melihat hal ini, rasanya tahun ini sudah mulai menunjukkan perbaikan," jelas Thomas, Selasa (30/4).
Plt Deputi bidang Pengendalian dan Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM Farah Ratnadewi Indriani kemudian merinci realisasi investasi tersebut.
Jika dilihat secara rinci, Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) tercatat Rp76,4 triliun atau tumbuh 14,1 persen. Investasi itu lebih banyak terkonsentrasi di sektor konstruksi sebesar Rp19,2 triliun atau 22,1 persen, transportasi gudang dan telekomunikasi sebesar Rp12,7 triliun atau 14,6 persen, dan listrik gas dan air sebesar Rp10,3 triliun atau 11,8 persen.
Sementara itu, PMA tercatat di angka Rp107,9 triliun atau tumbuh negatif 0,9 persen. Jika dilihat dari sektornya, realisasi investasi terbesar disumbang oleh transportasi, gudang, dan telekomunikasi sebesar 22,8 persen, listrik gas dan air sebesar 21,2 persen, dan perumahan kawasan industri dana perkantoran sebesar 13,2 persen.
"Untuk PMA, negara terbesar masih berasal dari Singapura dengan besaran US$1,72 miliar, China sebesar US$1,16 miliar, dan Jepang sebesar US$1,13 miliar," papar dia
[Gambas:Video CNN] (glh/lav)