Jakarta, CNN Indonesia -- PT
Pertamina (Persero) membukukan
laba bersih sepanjang tahun lalu sebesar US$2,53 miliar atau sekitar Rp35,99 triliun (asumsi kurs sekitar Rp14.200 per Dolar AS). Laba tersebut naik tips dibandingkan tahun 2017 yang mencapai
US$2,54 miliar atau sekitar Rp34,41 triliun (asumsi kurs JISDOR akhir 2018 Rp13.548 per Dolar AS).
Kendati demikian, perolehan laba tersebut melesat jika dibandingkan hingga kuartal III 2018 yang baru mencapai Rp5 triliun dan anjlok Rp30 triliun dibanding periode yang sama tahun lalu. Capaian tersebut juga jauh di atas proyeksi Presiden
Joko Widodo yang memperkirakan laba Pertamina sepanjang tahun lalu Rp20 triliun.
Direktur Keuangan Pertamina Pahala
Mansury menjelaskan kenaikan laba tersebut seiring peningkatan penjualan perseroan dari US$46 miliar menjadi US$57,9 miliar.
"Terkait dividen, disetujui pembagian Rp7,95 triliun untuk menambah kontribusi Pertamina kepada negara," ujar Pahala di Jakarta, Jumat (31/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pahala menjelaskan peningkatan penjualan ditopang oleh bisnis hulu perseroan. Hal ini sejalan dengan peningkatan rata-rata harga minyak Indonesia (
ICP) sepanjang tahun lalu.
"Penjualan gas juga naik 30 persen ditopang Blok Mahakam. Sedangkan dari sisi ritel, bisnis tumbuh 2 persen," terang dia.
Menurut Pahala, perhitungan keuntungan pada tahun lalu juga telah menghitung piutang pemerintah atas selisih harga
BBM yang seharusnya diperoleh Pertamina. Menurut dia, sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 43 Tahun 2018, jika harga
BBM penugasan yang dijual oleh Pertamina berada di atas harga dasar, maka pemerintah akan membayarkan
selisihnya.
"Untuk Pembayaran masih dalam proses untuk
dibacakan lebih lanjut dengan pemerintah tergantung kondisi fiskal dan kondisi keuangan pemerintah. Yang paling penting diakui dulu," jelas dia.
Sebelumnya, Presiden
Joko Widodo menyebut laba Pertamina sepanjang tahun lalu mencapai sekitar Rp20 triliun. Pertamina beberapa waktu lalu juga mengumumkan telah menyumbang Rp120,8 triliun ke kantong negara pada sepanjang 2018. Pendapatan tersebut terdiri dari pajak sebesar Rp112,34 triliun dan dividen sebesar Rp8,4 triliun.
[Gambas:Video CNN] (sfr/agi)