Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (
ESDM) mengusulkan besaran alokasi
subsidi listrik pada 2020 sebesar Rp58,62 triliun. Usulan tersebut tercatat turun 1,2 persen dari pagu anggaran tahun ini yang sebesar Rp59,32 triliun.
"Apabila tarif listrik yang golongan rumah tangga 900 VA ke atas boleh mengikuti
tariff adjustment, maka subsidinya (tahun depan) bisa turun kira-kira Rp6 triliun," ujar Menteri ESDM Ignasius Jonan saat mengikuti Rapat Kerja dengan Komisi VII DPR di Gedung DPR, Kamis (20/6).
Sebagai catatan, sesuai Peraturan Menteri (Permen) ESDM Nomor 28 Tahun 2016 tentang Tarif Tenaga Listrik yang Disediakan oleh PT PLN (Persero) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri ESDM Nomor 41 Tahun 2017, apabila terjadi perubahan terhadap asumsi makro ekonomi (kurs, Indonesian Crude Price/ICP, dan inflasi), yang dihitung secara kuartal-an, maka akan dilakukan penyesuaian terhadap tarif tenaga listrik (
tariff adjustment).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, sejak 2015, tarif listrik PLN tak pernah naik. Hingga akhir Mei 2019, Kementerian ESDM mencatat realisasi subsidi listrik sebesar Rp18,45 triliun. Adapun proyeksi realisasi subsidi listrik untuk tahun ini mencapai Rp59,32 triliun.
Lebih lanjut, usulan subsidi listrik tahun depan dibuat dengan asumsi nilai tukar rupiah sebesar Rp14 ribu per dolar AS dengan harga minyak mentah Indonesia (ICP) diasumsikan US$60 per barel.
Menurut Jonan, sulit untuk memprediksi harga minyak mentah ke depan. Karenanya, rentang asumsi ICP yang diajukan pemerintah untuk tahun depan di kisaran US$60 hingga US$70 per barel.
Sebagai catatan, hingga akhir Mei 2019, rerata ICP ada di level US$63,57 per barel atau di bawah dari asumsi Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2019 yang dipatok US$70 per barel.
"Sampai Desember 2019, ICP kira-kira US$60 per barel. Kami tidak bisa bilang pasti US$70 per barel," jelas Jonan.
Sebagai informasi, subsidi listrik diperuntukkan bagi pelanggan rumah tangga dengan daya 450 Volt Ampere (VA) dan sebagian pelanggan 900 VA.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Rida Mulyana menambahkan sekitar 78 persen atau Rp45,75 triliun usulan alokasi subsidi listrik tahun depan diperuntukkan bagi pelanggan rumah tangga.
Rinciannya, penerima subsidi golongan 450 VoltAmpere (VA) sebanyak 23,99 juta pelanggan dan rumah tangga golongan 900 VA sebanyak 31,57 juta. Sementara sisanya untuk pelanggan lainnya termasuk industri.
(sfr/bir)