Jakarta, CNN Indonesia -- PT
Bank Muamalat Tbk mengaku sudah mengajukan proposal pelaksanaan penambahan modal lewat skema Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atawa
rights issue ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Diharapkan, izin tersebut terbit pada Agustus 2019.
Lewat
rights issue, Al-Falah Investment Pte Ltd akan menjadi pemegang saham mayoritas Bank Muamalat dengan kepemilikan di atas 50 persen. Al-Falah adalah konsorsium yang dibentuk Ilham Habibie sebagai upaya penyelamatan bank murni syariah pertama di Indonesia itu.
"Proposal
rights issue sudah, sedang diproses (oleh OJK). Harapan kami selesai sebelum 22 Agustus 2019," ujarnya, Selasa (9/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ilham, yang menjabat sebagai Komisaris Utama Bank Muamalat, menyatakan jadwal rights issue masih sesuai dengan target, yakni pada semester kedua.
Sebelumnya, Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS LB) Bank Muamalat pada 17 Mei lalu menyetujui masuknya Al-Falah sebagai pemegang saham, sekaligus memberi restu pelaksanaan
rights issue sebesar Rp2 triliun.
"
Insyaallah (semester II 2019). Mohon doanya," imbuh dia.
Setelah Al-Falah resmi menjadi pemegang saham, Ilham melanjutkan perusahaan akan mengembangkan bisnis ritel. Namun demikian, perusahaan juga tetap akan melayani bisnis sektor korporasi, hanya saja porsinya menjadi lebih kecil.
[Gambas:Video CNN]"Karena
brand Bank Muamalat kuat sekali untuk ritel. Jadi, kalau kami lihat, misalnya pasar yang terkait dengan financial (keuangan) haji dan umrah yang swasta. ONH (Ongkos Naik Haji) plus itu lebih dari 50 persen dipegang kami. Jadi, kami kuatnya memang di situ," jelasnya.
Saat ini, saham bank syariah tersebut digenggam oleh Islamic Development Bank (IDB) sebesar 32,7 persen. Kemudian, Boubyan Bank sebesar 22 persen, Atwil Holdings Limited 17,91 persen, National Bank of Kuwait 8,45 persen.
Sedangkan sisanya dari pemegang saham lainnya. Dengan masuknya Al-Falah nanti, secara otomatis IDB tidak lagi menjadi pemegang saham pengendali.
(ulf/bir)