Jakarta, CNN Indonesia -- Kamar Dagang dan Industri (
Kadin) Indonesia menyebut
blockchain dapat menurunkan biaya
logistik di Indonesia. Teknologi itu akan membuat proses pengiriman logistik lebih transparan.
Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Logistik dan Supply Chain Rico Rustombi mengatakan bila proses logistik di Indonesia transparan, maka pungutan liar (pungli) yang biasanya terjadi bisa diminimalkan dan dihilangkan.
"Kalau menggunakan blockchain yang terhubung pada seluruh logistik di dunia tidak pusing kami, semua transparan, tidak ada pungutan liar dan semua terekam dari semua mata rantainya," papar Rico, Senin (29/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama ini, ia mengklaim proses logistik di Indonesia belum menguntungkan bagi pengusaha. Masalahnya, regulasi dan infrastrukturnya di pelabuhan belum siap.
"Itu terjadi dan didiamkan, mau tidak mau ya harus dibenahi secara ekstrem. Ya sudah terapkan teknologi yang mahir atau maju," terang dia.
Saat ini, blockchain memang belum diatur oleh pemerintah. Rico menyebut pelaku usaha masih terus berdiskusi dengan sejumlah pemangku kepentingan, seperti pemerintah dan Bank Indonesia (BI).
Ia berharap ada aturan resmi yang dikeluarkan agar penerapan blockchain bisa semakin marak di dalam negeri. Selain itu, ada standar pula yang diatur oleh pemerintah dalam hal implementasi blockchain.
Saat ini, beberapa perusahaan logistik sudah menerapkan sistem blockchain. Salah satunya adalah PT Samudera Dewata Logistik.
Rico yang juga menjabat sebagai salah satu pimpinan di perusahaan itu menyatakan sudah menerapkan blockchain sejak tahun lalu. Hanya saja, penerapannya belum maksimal.
"Sejak tahun lalu, kami menggunakan dan kami pikir sudah mulai harus
kick off, apalagi dalam sistem logistik dan rantai pasoknya," tuturnya.
Ia menambahkan perusahaan sedang mengembangkan aplikasi e-logistik dalam mendistribusikan dan pengemasan barang. Namun, Samudera Dewata Logistik belum merumuskan pembayaran menggunakan mata uang
cryptocurrency.
"Ini tidak mudah dan butuh waktu. Jadi, masih menggunakan konvensional pembayarannya," pungkasnya.
[Gambas:Video CNN] (aud/bir)