Pemerintah Incar Motor Listrik Tembus 2 Juta Unit pada 2025

CNN Indonesia
Jumat, 30 Agu 2019 09:59 WIB
Pemerintah mengincar 2 juta unit motor listrik pada 2025. Jumlah ini mencapai 20 persen dari total produk sepeda motor yang diperkirakan mencapai 10 juta unit.
Ilustrasi motor listrik. (CNN Indonesia/Hesti Rika).
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah mengincar dua juta motor listrik pada 2025 mendatang. Jumlah ini mencapai 20 persen dari total produksi kendaraan bermotor roda dua di Indonesia, yang diprediksi mencapai 10 juta unit pada 2025.

"Saat ini, pertumbuhan produksinya terus meningkat. Pada 2018, sebanyak 7 juta unit. Peningkatan produksi itu tidak hanya untuk memenuhi pasar dalam negeri, tetapi juga untuk memenuhi target ekspor 1 juta unit pada 2025 nanti," kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, dalam keterangan resmi, Kamis (29/8).

Menurut Airlangga, industri sepeda motor merupakan salah satu sektor manufaktur yang strategis. Karenanya, sektor ini mendapatkan prioritas pengembangan, sejalan dengan kontribusinya yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di tengah perlambatan pasar sepeda motor global, industri sepeda motor nasional mengalami peningkatan dengan pertumbuhan 14 persen pada semester I 2019," ujar Airlangga.

Ia mengungkap ekspor sepeda motor Indonesia tumbuh pesat pada 2018 dengan tingkat pertumbuhan sebanyak 44,3 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Pencapaian itu menunjukkan bahwa industri sepeda motor nasional telah mencapai daya saing yang cukup baik untuk pasar lokal maupun global.

"Kami percaya bahwa produksi dan ekspor sepeda motor akan terus tumbuh pada tahun-tahun mendatang," imbuh Airlangga.

Ia mengklaim penerbitan Peraturan Presiden Nomor 55/2019 sebagai wujud konkret dari komitmen pemerintah dalam menjaga kemandirian energi nasional, sekaligus wujud komitmen yang disampaikan pada UN Climate Conference, COP 21 di Paris, Prancis.

Komitmen itu adalah upaya menurunkan emisi gas rumah kaca (CO2) sebesar 29 persen pada 2023 tanpa bantuan internasional, dan 41 persen dengan bantuan internasional.

"Yang terpenting adalah dalam implementasinya, biayanya bisa menjadi terjangkau bagi masyarakat," paparnya.
[Gambas:Video CNN] (bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER