Bappenas Klaim Pembangunan Ibu Kota Baru Bisa Tangkal Resesi

CNN Indonesia
Rabu, 18 Sep 2019 20:53 WIB
Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengklaim investasi pembangunan ibu kota baru dapat menangkal risiko resesi ekonomi.
Bambang mengklaim pemindahan ibu kota bisa menangkal resesi ekonomi. (CNN Indonesia/Safir Makki).
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Bambang Brodjonegoro menyatakan pembangunan ibu kota baru bisa menangkal risiko resesi yang kini juga sedang dihadapi oleh sejumlah negara.

Sebelumnya, resesi ekonomi adalah kondisi di mana perekonomian yang tercermin dari Produk Domestik Bruto (PDB) menurun dan pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal berturut-turut.

"Saya harapkan kami coba mengarahkan pembangunan ibu kota baru adalah countercyclical (penyangga) untuk menghadapi resesi tahun depan," ucap Bambang, Rabu (18/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menjelaskan pembangunan ibu kota baru akan mendatangkan banyak investasi, khususnya di sektor properti. Dari investasi inilah, Bambang berharap dapat membantu mendorong ekonomi nasional.

"Kebetulan ibu kota baru bukan banyak di sektor manufaktur, tapi properti. Bicara properti bukan sekadar sektor kekinian, pengusaha properti berpikir jauh," jelasnya.

Dalam simulasi yang dilakukan oleh Bappenas, pembangunan ibu kota baru di Kalimantan Timur (Kaltim) bisa mendorong investasi hingga 47,7 persen di kawasan itu. Sementara, di Pulau Kalimantan sendiri akan menambah sekitar 34,5 persen dan untuk Indonesia 4,7 persen.

"(Ibu kota baru) ini dibangun untuk 1,5 juta orang. Nah, otomatis pembangunan ibu kota baru menjadi salah satu kota terbesar di Kalimantan Timur, sehingga wajar kalau investasi riil naik hampir 50 persen," ujar Bambang.

Menurutnya, beberapa provinsi lain yang akan kecipratan investasi langsung dari pemindahan ibu kota adalah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Kalimantan Tengah, Indonesia bagian timur, dan DKI Jakarta. "Sulawesi Selatan paling besar (kecipratan investasi langsung), lalu Sulawesi Tenggara," imbuhnya.

Khusus di Sulawesi Selatan, sambungnya, diprediksi terjadi peningkatan investasi di sektor semen, pertambangan, dan peternakan. Sementara, sejumlah sektor usaha yang akan dilirik investor di Kaltim, antara lain konstruksi, kesehatan, dan restoran.

Dalam jangka pendek, investasi itu akan mendorong pertumbuhan ekonomi Kaltim sebesar 7,3 persen, Pulau Kalimantan 4,7 persen, dan Indonesia 0,6 persen. Sementara, jangka menengah dan panjang bisa mendorong ekonomi Kaltim sebesar 6,8 persen, Pulau Kalimantan 4,3 persen, dan nasional 0,02 persen.

Sebagai informasi, pemerintah memasang beberapa skema pendanaan untuk membangun ibu kota baru. Adapun total dana yang dibutuhkan untuk memindahkan ibu kota baru diperkirakan mencapai Rp466 triliun.

Bambang menargetkan sebanyak Rp253,4 triliun atau 54,4 persen dari total dana yang dibutuhkan akan dipenuhi melalui skema kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU). Lalu khusus swasta sebesar Rp123,2 triliun atau 26,4 persen dan APBN hanya Rp89,4 triliun atau 19,2 persen.
[Gambas:Video CNN] (aud/sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER