Jakarta, CNN Indonesia -- Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (
Aprindo) menyebut aksi
demo mahasiswa yang berakhir rusuh telah menekan penjualan
ritel, terutama peritel yang terletak tak jauh dari lokasi demo berlangsung.
"Mungkin penurunan iya, karena ada kemacetan bukan hanya ketakutan. Kemacetan itu membuat orang enggan ke luar," kata Wakil Ketua Umum Aprindo Tutum Rahanta, Kamis (26/9).
Ia menuturkan gerai makan dan minuman (
food and beverage/F&B) diprediksi menjadi segmen yang paling tertekan. Pasalnya, gerai F&B beroperasional secara harian, sehingga ketika terpaksa tutup lapak akibat demo, maka omzet pun terpangkas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami belum terima (nilai kerugian) dari teman-teman," imbuhnya.
Namun demikian, ia menuturkan pelaku usaha ritel di luar kawasan terdampak demo tetap berjalan normal. Meski bukan hal yang baru, namun ia menyebut peritel tetap mawas diri atas kejadian tersebut.
Sebelumnya, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) Adhi S Lukman menilai dampak aksi unjuk rasa mahasiswa masih kecil. Bahkan, ia belum bisa memprediksi seberapa besar kerugiannya.
"Hanya sebatas hambatan pengiriman lokasi yang demo saja," ucapnya.
Lebih lanjut, apabila demo hanya berlangsung satu sampai dua hari, diperkirakan sektor ritel belum akan terganggu. Ia optimistis karena ritel masih memiliki stok yang cukup.
Aksi demo yang memprotes pengesahan sejumlah rancangan undang-undang (RUU) oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) terjadi dalam empat hari belakangan. Demo sempat diwarnai kericuhan antara massa dengan aparat keamanan.
Gelombang demo memberikan konsekuensi bagi masyarakat. Akibat demo, akses jalan menuju Slipi via Jalan Gatot Subroto ditutup lantaran kerusuhan. Pengendara tak diperkenankan melalui jalan di depan Gedung DPR karena masih disterilkan.
Buntut demo, PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) juga merekayasa operasional KRL Commuter Line rute Stasiun Tanah Abang-Stasiun Rangkasbitung pulang pergi (PP) pada Rabu (25/9).
[Gambas:Video CNN] (ulf/bir)