Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan tambang pelat merah PT
Bukit Asam Tbk berencana mengakuisisi
tambang di luar Pulau Sumatera. Hal itu dilakukan untuk menekan biaya
logistik.
"Kami memang ada rencana untuk melakukan akuisisi tetapi kami lakukan dengan selektif dan di luar lokasi yang kami miliki saat ini," ujar Direktur Utama Bukit Asam Arviyan Arifin seperti dikutip dari
Antara, Senin (28/10).
Saat ini, tambang-tambang Bukit Asam di Sumatera memiliki cadangan batu bara sekitar tiga miliar ton. Namun, sambung ia, terdapat permasalahan logistik di pulau tersebut mengingat transportasi yang digunakan adalah kereta api.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, biaya angkut kereta api relatif lebih mahal dibandingkan kapal tongkang maupun alat transportasi lain yang melalui sungai.
Sebagai gambaran, hingga September 2019, perusahaan mencatat beban pokok penjualan sebesar Rp10,5 triliun atau meningkat 13 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, Rp9,4 triliun.
Sementara itu, biaya angkutan kereta api menjadi salah satu komponen yang mengalami kenaikan terbesar pada beban pokok penjualan. Hal itu terjadi seiring dengan peningkatan volume angkutan batu bara.
Karenanya, perusahaan akan memilih lokasi tambang baru di luar Sumatera sehingga bisa mengurangi biaya logistik.
Sebagai informasi, hingga September 2019, produksi perusahaan menanjak 10 persen menjadi 21,6 juta ton. Dari sisi penjualan, perusahaan tambang pelat merah itu mencatatkan kenaikan sebesar 11 persen menjadi 20,6 juta ton.
[Gambas:Video CNN]Kenaikan penjualan tersebut tak lepas dari strategi penjualan dengan menyasar ekspor batu bara ke beberapa negara seperti India, Hong Kong, Filipina, Jepang, dan Korea Selatan.
Dengan kinerja tersebut, perusahaan membukukan laba bersih kuartal III 2019 sebesar Rp3,1 triliun atau merosot 21,08 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, Rp3,92 triliun.
(antara/sfr)