Jakarta, CNN Indonesia -- Bursa Efek Indonesia (
BEI) mendorong kerja sama antara perusahaan efek dan perusahaan finansial berbasis teknologi (
financial technology/
fintech) demi menggaet nasabah untuk masuk dan bertransaksi di pasar modal.
Direktur Teknologi Informasi dan Manajemen Risiko BEI Fithri mengungkapkan tujuannya tentu untuk meningkatkan jumlah nasabah dan jumlah transaksi perdagangan di bursa saham.
"Jadi dengan kerja sama ini semakin banyak nanti nasabah yang bisa ke pasar modal, entah memang melalui broker (perusahaan efek) atau broker yang bekerja sama dengan
fintech," ujar Fithri di Jakarta pada Selasa (29/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dukungan itu akan dibuktikan dengan penerbitan ketentuan kerja sama pengembangan pemasaran antara anggota bursa dengan pihak ketiga seperti fintech. Ketentuan tersebut akan berupa ketentuan OJK (Otoritas Jasa Keuangan), ketentuan komunikasi, dan informasi serta ketentuan bursa.
BEI juga mendorong perusahaan
fintech untuk melantai di pasar modal dan menjual sahamnya untuk memenuhi kebutuhan pendanaan. Penawaran saham perdana (IPO)
fintech bisa dilakukan di papan pengembangan, diawali dengan IDX Inkubator yang merupakan pelatihan dan bimbingan sebelum siap IPO.
"Seperti perusahaan-perusahaan yang lain yang mendapatkan pendanaan dari bursa
fintech-fintech ini boleh juga listing memberikan saham di bursa. Tentunya ada segmentasi," jelas Fithri.
BEI menyediakan beberapa segmentasi, di antaranya papan akselerasi dengan syarat kepemilikan saham hingga 20 persen, papan pengembangan dengan minimal Rp150 juta saham dan papan utama dengan minimal Rp300 juta saham.
"Yang baru ini yang papan akselerasi. Ketentuannya lebih ringan daripada yang papan utama tadi. Jadi, dia (
fintech) tetap dia ada pertanggungjawaban laporan keuangan," ujar Fithri.
[Gambas:Video CNN] (hns/lav)