Lagi, Jokowi Cuap-cuap soal Impor BBM

CNN Indonesia
Senin, 11 Nov 2019 17:54 WIB
Presiden Jokowi kembali mengingatkan para menteri untuk menyelesaikan persoalan defisit neraca dagang, utamanya mengurangi impor BBM.
Presiden Jokowi bersama jajaran menteri Kabinet Indonesia Maju. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay).
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali mengingatkan jajaran menteri Kabinet Indonesia Maju untuk menyelesaikan persoalan defisit neraca perdagangan, utamanya lewat kebijakan yang ampuh menekan impor. Di sisi lain, ia menagih pertumbuhan ekspor.

"Bagaimana agar bisa menekan sebanyak mungkin (impor), mengurangi sebanyak mungkin angka defisit yang ada. Pada saat bersamaan bisa memperbesar surplus neraca perdagangan dengan menggenjot ekspor dan pengembangan pariwisata yang mendatangkan devisa," tegas dia saat rapat terbatas di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (11/11).

Dari sisi impor, ia kembali melontarkan beberapa kebijakan yang harus dijalankan para menteri. Pertama, mengurangi impor Bahan Bakar Minyak (BBM), yang selama ini menjadi penyumbang terbesar defisit neraca perdagangan Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk mengurangi impor BBM, Jokowi ingin pembangunan kilang minyak bisa dipercepat dan menjadi prioritas. Tujuannya agar lifting produksi minyak bisa meningkat.

"Termasuk pengolahan energi baru dan terbarukan, seperti B20 untuk segera masuk ke B30. Lalu, B100, sehingga bisa mengurangi ketergantungan terhadap impor BBM," kata Jokowi.

Kedua, ia melanjutkan dalam rangka mengurangi impor, maka investasi pada industri substitusi impor harus semakin gencar dilakukan, khususnya investasi di industri pengolahan.

Apalagi, investasinya tidak cuma mengurangi impor, namun juga mampu menciptakan lapangan kerja. Belum lagi, sumbangsihnya terhadap sektor ekspor di masa mendatang.

"Saya juga ingin mengingatkan agar kandungan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dalam proyek pemerintah. Ini harus dioptimalkan," jelasnya.

Sementara dari sisi ekspor, Jokowi kembali mengingatkan agar jajaran menteri fokus menyelesaikan seluruh pembicaraan perjanjian perdagangan internasional. Sebab, ia meyakini perjanjian perdagangan penting untuk menunjang kinerja ekspor ke depan.

"Perjanjian perdagangan dengan negara-negara potensial yang jadi tujuan ekspor kita, segera selesaikan," ucapnya.

Kendati begitu, Jokowi ingin para menteri juga tetap menindaklanjuti perjanjian perdagangan internasional dengan negara-negara yang baru menjadi pasar bagi Indonesia. Pasalnya, menurut Jokowi, perluasan pasar tetap diperlukan ketika risiko perlambatan ekonomi meningkat.

Hal ini dimaksudkan agar Indonesia tidak bergantung pada satu dua negara saja dalam meningkatkan kinerja ekspor. Sehingga, ketika ekonomi beberapa negara mitra dagang utama melambat, Indonesia masih punya bantalan ekspor dari negara-negara lain.

"Terutama di Afrika, Asia Selatan dan juga di kawasan-kawasan Indo-Pasifik," imbuhnya.

Lebih lanjut, untuk meningkatkan kinerja ekspor, maka Indonesia perlu pula melakukan kegiatan promosi ke sejumlah negara. Promosi, bisa dilakukan melalui perwakilan atase perdagangan Indonesia di berbagai negara hingga mengikuti pameran perdagangan internasional.

"Promosi produk ekspor maupun pariwisata dan investasi agar betul-betul kuat dengan membangun brand image yang baik dan terintegrasi, sehingga pameran yang dilakukan bisa mendatangkan manfaat," tuturnya.

Ia juga mendorong keikutsertaan Indonesia dalam pameran ekspor, pariwisata, dan investasi berskala internasional benar-benar disiapkan dengan matang. Ia tak ingin Indonesia banyak menghabiskan anggaran untuk mengikuti pameran tak potensial, misalnya pameran berskala kecil.

"Kalau mau pameran, yang 'gede' sekalian. Saya ingatkan, dulu pameran hanya menghabiskan anggaran. Pameran di expo yang besar, tapi stand ada di dekat toilet, itu jangan diulangi, setop, lebih baik tidak 'usah' pameran kalau seperti itu," ujarnya.

Tak ketinggalan, dalam rangka mendatangkan devisa guna memperbaiki defisit neraca perdagangan, ia ingin jajaran menteri juga fokus membenahi kualitas sumber daya manusia (SDM). Khususnya, bagi mereka yang bekerja di bidang jasa pariwisata.

"Penguatan SDM secara besar-besaran perlu dalam memperkuat ekspansi dan ekspor di sektor jasa. Jangan lupa, kita punya unicorn, decacorn yang juga merambah ke luar negeri," pungkasnya.

[Gambas:Video CNN] (uli/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER