Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian PUPR tengah mengebut pengerjaan proyek pembangunan Bendungan Meninting. Bendungan yang berada di Bukit Tinggi Kecamatan Gunungsari dan Desa Gegerung Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat itu memiliki potensi ketersediaan air lebih besar dibanding Lombok wilayah Selatan.
Bendungan Meninting mendapatkan air dari Sungai Meninting yang hulunya ada di kaki Gunung Rinjani. Bendungan ini akan termasuk pada sistem High Level Diversion, sistem pengairan yang sampai saat ini baru diterapkan di Pulau Lombok karena topografi wilayahnya yang mendukung.
Dirjen SDA Kementerian PUPR Hari Suprayogi mengatakan salah satu fungsi utama bendungan yang menelan anggaran sebesar kurang lebih Rp1,3 triliun itu yakni sebagai suplesi air ke daerah lain, terutama ke daerah Lombok Selatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Keberadaan Meninting ini kita perlukan terutama untuk menyuplai air ke tempat lain sehingga bisa merata potensi air di Pulau Lombok pada khususnya," ujar Hari dalam acara Groundbreaking Pembangunan Bendungan Meninting di Lombok Barat, Kamis (19/9).
Selain itu, keberadaan bendungan yang berada di bawah kewenangan Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara I itu juga akan dikembangkan menjadi salah satu destinasi pariwisata untuk mendukung ekonomi masyarakat sekitar.
"Bendungan Meninting memiliki beberapa fungsi lainnya yakni mengairi daerah irigasi seluas 1.559 Ha, memenuhi kebutuhan air baku untuk Kabupaten Lombok Barat bagian utara sebesar 150 liter per detik, menyediakan energi listrik sebesar 2 x 0.4 MW, juga sebagai destinasi wisata baru yang dapat meningkatkan perekonomian rakyat sekitar."
Dalam kesempatan yang sama, Gubernur NTB Zulkieflimansyah mengatakan banyaknya bangunan tampungan air di NTB terutama Bendungan Meninting, merupakan wujud komitmen antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam mengentaskan kekeringan di Pulau Lombok.
"Mudah-mudahan dengan hadirnya bendungan yang sangat istimewa ini permasalahan air sampai dengan Lombok Selatan dapat diatasi."
"Ke depannya penting untuk kita bahu-membahu antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat agar bangunan monumental ini dapat berfungsi sebagaimana mestinya," ujar Zulkieflimansyah.
Diketahui, Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan provinsi dengan bendungan terbanyak. Tercatat terdapat sembilan bendungan besar yang berada di NTB, belum termasuk di dalamnya dua bendungan yang baru saja
impounding pada 2018 lalu, yaitu Tanju dan Mila. Kemudian dua bendungan lagi yang tengah dalam masa pembangunan, yakni Bendungan Bintang Bano dan Beringin Sila. Meninting menyusul dalam daftar pembangunan bendungan selanjutnya.
(fef)