Jakarta, CNN Indonesia --
Menteri PUPR
Basuki Hadimuljono memberi sinyal tak setuju dengan rencana pembentukan perusahaan induk
(holding)
BUMN Karya di bidang infrastruktur. Sebab, ia menganggap rencana itu berpotensi menghilangkan kompetisi perusahaan ketika lelang proyek.
Padahal, menurut Basuki, kompetisi pada tahap lelang proyek merupakan hal yang masih perlu dilakukan agar penggarapan proyek dikerjakan oleh perusahaan terbaik. Hal ini merujuk pada proposal perencanaan proyek yang diberikan oleh masing-masing perusahaan karya.
Sementara bila para perusahaan pelat merah karya digabung dalam kebijakan holding, maka bukan tidak mungkin ketika ada proyek yang akan perlu dibangun langsung diserahkan ke mereka.
"Ya untuk apa
holding itu? Kalau sudah
holding, yang lain tidak boleh
tender. Sekarang kita punya delapan perusahaan karya, kalau mereka di-
holding jadi satu, tinggal tiga yang bisa ikut tender," ujar Basuki, Rabu (4/12).
Di sisi lain, ia juga khawatir bila keberadaan holding karya nantinya turut mempersempit perusahaan konstruksi swasta untuk menggarap proyek. "Iya itu juga, tapi di luar tender jadi sedikit, sehingga kompetisinya semakin tidak ada," jelasnya.
Selain holding berdasarkan jenis usaha, Menteri BUMN Erick Thohir sempat melempar wacana bahwa akan membentuk subholding. Penggabungan perusahaan ini dilakukan sesuai sektor lini bisnis dari masing-masing BUMN.
Terkait ini, Basuki menyatakan ingin mendengar lebih dulu kajian dari Erick. "Saya belum tahu sih subholding itu seperti apa, apakah akan satu jenis, misalnya yang bangun hotel semua (disatukan). Nanti tanya Pak Menteri BUMN," katanya.
Sementara menurut Erick, ia ingin mengubah konsep
superholding menjadi
subholding sesuai fokus unit usaha. Contohnya, PT Pelindo I, PT Pelindo II, PT Pelindo III, dan PT Pelindo IV tidak akan dijadikan
superholding, namun dibagi berdasarkan fungsinya.
"Misalnya Pelindo I, II, III, IV itu apakah akan dibagi berdasarkan pelabuhan peti kemas, pelabuhan curah cair dan sebagainya. Tidak berdasarkan regional, nanti akan jadi kanibal-kanibal juga," jelasnya.
Sebelumnya, Staf Khusus Menteri BUMN Arya Mahendra Sinulingga menyatakan pembentukan holding BUMN Karya terancam gagal, meski tinggal menunggu persetujuan konsep tinggal menunggu restu Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sebab, kementerian tengah mengkaji ulang rencana pembentukan holding.
"Soal
holding untuk Karya, sepertinya lagi dikaji, kemungkinan kecil untuk (BUMN) Karya di-
holding. Ada banyak pertimbangan, nanti akan dicari model bisnis terbaik untuk sinergikan para perusahaan Karya ini. Pokoknya sampai sekarang masih kemungkinan kecil," kata Arya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
(uli/sfr)