Patuhi Erick Thohir, Garuda Setop Pengembangan Anak Usaha

CNN Indonesia
Jumat, 13 Des 2019 20:50 WIB
Manajemen Garuda menyetop pengembangan anak usaha sesuai arahan Menteri BUMN Erick Thohir.
Manajemen Garuda menyetop pengembangan anak usaha sesuai arahan Menteri BUMN Erick Thohir. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia -- Manajemen PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk menyetop pengembangan anak usaha dan cucu usaha. Hal ini dilakukan sebagai tindak lanjut arahan Menteri BUMN Erick Thohir agar manajemen mengkaji ulang entitas bisnis Garuda yang tidak sesuai dengan bisnis inti perusahaan.

"Saat ini, Garuda Indonesia telah menghentikan pengembangan dan meninjau ulang pendirian anak dan cucu perusahaan yang baru, yang tidak sesuai dengan core (bisnis inti) penerbangan," ujar Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama Garuda Indonesia Fuad Rizal, Jumat (13/12).

Namun, manajemen bersama direksi dan dewan komisaris, lanjut Fuad, akan fokus pada bisnis anak usaha yang menunjang kegiatan utama Garuda Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat ini, perusahaan maskapai pelat merah itu memiliki tujuh entitas anak dan 19 cucu perusahaan. Anak dan cucu usaha itu bergerak di berbagai lini bisnis, meliputi bisnis penerbangan Low Cost Carrier (LCC), ground handling, inflight catering (katering di pesawat), maintenance facility (fasilitas perawatan pesawat).

Kemudian, jasa teknologi informasi, jasa reservasi, perhotelan, transportasi darat, e-commerce dan market place, jasa ekspedisi kargo, tour, dan travel.

Kebijakan penataan anak dan cucu usaha tertuang dalam Keputusan Menteri BUMN Nomor SK-315/MBU/12/2019 tentang Penataan Anak Perusahaan atau Perusahaan Patungan di Lingkungan Badan Usaha Milik Negara. Aturan itu ditetapkan pada 12 Desember lalu.

Sebelumnya, Erick mengatakan BUMN harus mengembangkan bisnis inti. Lewat perampingan itu, diharapkan kinerja BUMN dapat lebih fokus, yang pada akhirnya mendorong kinerja menjadi lebih baik, sehingga terbuka penciptaan lapangan pekerjaan secara berkelanjutan.

"Jumlah BUMN terlalu banyak, harus dikurangi. Harus diperbaiki bisnis intinya, harus di-merger atau ditutup, tidak bisa berdiri sendiri semua karena terlalu banyak," terang dia.
[Gambas:Video CNN] (ulf/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER