Jakarta, CNN Indonesia -- Tingginya
suku bunga kredit korporasi ditengarai menjadi penyebab pertumbuhan
kredit lesu pada 2019. Padahal, Bank Indonesia (BI) telah memangkas suku bunga acuan sebanyak empat kali tahun ini menjadi 5 persen pada November 2019.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan rata-rata bunga kredit korporasi masih bertengger di posisi 10,7 persen.
"Jadi
spread (selisih) 5 persen sampai 10,7 persen itu tidak mendorong kredit tumbuh," katanya, Jumat (20/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bank sentral mencatat pertumbuhan kredit perbankan nasional sebesar 6,53 persen pada November. Realisasi itu lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yakni 7,89 persen.
Karenanya, Airlangga mengaku telah menyampaikan persoalan tersebut kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Ia berharap, OJK sebagai regulator mengimbau agar transmisi penurunan suku bunga kredit perbankan dipercepat.
Toh, BI telah memangkas suku bunganya.
Ia juga tidak menampik kondisi ekonomi global turut mempengaruhi lesunya pertumbuhan kredit perbankan. Namun demikian, ia optimistis fundamental ekonomi Indonesia tetap terjaga di tengah ancaman pelemahan ekonomi global. Ia bilang konsumsi domestik bakal menopang laju pertumbuhan ekonomi.
"Kami melihat Indonesia dengan domestik market (pasar domestik) bisa didorong lagi untuk berbagai produk yang basisnya domestik," katanya.
Sementara itu, BI memprediksi pertumbuhan penyaluran kredit tahun ini sebesar 8 persen. Namun demikian, BI meyakini laju pertumbuhan kredit bakal membaik tahun depan yakni di rentang 10 persen-12 persen.
[Gambas:Video CNN] (ulf/sfr)