Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Pusat Statistik (
BPS) menyatakan rata-rata harga
beras di tingkat eceran naik sebesar 0,17 persen dari November ke Desember 2019. Kenaikan ini sejalan dengan peningkatan harga
gabah di tingkat petani dan tingkat penggilingan.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan kenaikan harga gabah di tingkat petani dan penggilingan terjadi karena penurunan volume pasokan beras.
Tercatat, harga Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani naik 2,29 persen menjadi Rp5.125 per kilogram (kg), sementara di tingkat penggilingan naik 2,11 persen menjadi Rp5.313 per kg.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian, harga Gabah Kering Giling (GKG) di tingkat petani meningkat 2,76 persen menjadi Rp5.775 per kg dan di tingkat penggilingan terkerek 2,76 persen menjadi Rp5.886 per kg.
Sementara harga Gabah Kualitas Rendah (GKR) di tingkat petani turun 0,49 persen menjadi Rp4.633 per kg dan di tingkat penggilingan melorot 0,34 persen menjadi Rp4.721 per kg.
"Ini karena (pasokan) panen sudah mulai berkurang (sehingga harga gabah dan beras naik)," ucapnya di Kantor BPS, Kamis (2/1).
Kenaikan harga gabah akibat penurunan pasokan panen kemudian turut mengerek harga beras. Harga beras di tingkat grosir rata-rata naik 0,52 persen dari November ke Desember 2019, meski di tingkat eceran hanya naik 0,17 persen pada periode yang sama.
Secara rinci, harga beras kualitas premium naik 0,46 persen dari dari Rp9.742 menjadi Rp9.838 per kg. Lalu, harga beras medium naik 0,46 persen dari Rp9.522 menjadi Rp9.566 per kg pada Desember 2019.
[Gambas:Video CNN]Sementara harga beras kualitas rendah naik 0,08 persen dari Rp9.245 menjadi Rp9.253 per kg. Kendati begitu, Suhariyanto memastikan kenaikan harga beras di masing-masing mata rantai tidak memberi kontribusi besar ke inflasi nasional yang mencapai 0,34 persen secara bulanan dan 2,72 persen secara tahunan pada Desember 2019.
"Ini karena kenaikan beras eceran hanya 0,17 persen, itu yang menyebabkan andil beras ke inflasi hanya 0,01 persen, dengan kata lain harga beras eceran masih terkendali," ujarnya.
Ia memaparkan inflasi Desember 2019 lebih banyak disumbang oleh tarif tiket pesawat akibat libur Natal dan Tahun Baru serta harga bahan makanan. Misalnya, harga telur ayam ras, bawang merah, ikan segar, dan beberapa sayuran, seperti beras, bayam, dan kacang panjang.
(uli/sfr)