Jakarta, CNN Indonesia -- Nilai tukar
rupiah menguat ke Rp13.932 per
dolar AS atau sebesar 0,08 persen pada perdagangan pasar
spot, Selasa (7/1) pagi. Sebelumnya, posisi rupiah berada di Rp13.944 per dolar AS pada penutupan pasar Senin (6/1) sore.
Pagi hari ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia menguat terhadap dolar AS. Terpantau, won Korea menguat 0,60 persen, ringgit Malaysia 0,07 persen, dan baht Thailand 0,03 persen diikuti dolar Singapura yang menguat tipis 0,01 persen.
Sementara, pelemahan terjadi pada dolar Hong Kong dan yen Jepang yang sama-sama melemah sebesar 0,05 persen, serta lira Turki yang melemah tipis 0,02 persen terhadap dolar AS.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di negara maju, mayoritas nilai tukar bergerak bervariasi terhadap dolar AS. Poundsterling Inggris menguat 0,05 persen dan dolar Kanada menguat 0,03 persen. Di sisi lain, dolar Australia bergerak melemah 0,13 persen, diikuti euro yang melemah sebesar 0,06 persen terhadap dolar AS.
Kepala Riset PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menilai penguatan rupiah disebabkan oleh sentimen belum terjadinya peningkatan konflik lebih lanjut antara AS dan Iran.
"Rupiah mungkin bisa menguat ke arah
support hari ini karena tidak adanya eskalasi (konflik) di Timur Tengah," kata Ariston saat dihubungi
CNNIndonesia.com, Selasa (7/1).
Selain itu, lanjut Ariston, optimisme juga datang dari pihak Gedung Putih yang meralat pernyataan Presiden AS Donald Trump yang mengaku akan menyerang situs budaya Iran apabila Iran membalas serangan AS.
Ariston juga mengatakan bahwa para pelaku pasar telah menganalisis kemungkinan Iran untuk menyerang basis militer AS di Timur Tengah.
[Gambas:Video CNN]"Pelaku pasar menilai kemungkinan Iran tidak akan menyerang, karena dapat mengganggu ekspor minyak mentahnya," ungkapnya.
Lebih lanjut, Ariston berpendapat rupiah akan bergerak di kisaran Rp13.900 hingga Rp14.000 per dolar AS pada hari ini.
(ara/sfr)