Jakarta, CNN Indonesia -- PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (
PGN) membuka peluang untuk mengerek impor
gas . Impor dilakukan demi menekan harga gas
industri.
"Impor ini sebagai opsi dan
balancing (penyeimbang) apabila diperlukan harga yang jauh lebih kompetitif yang bisa diperoleh dari
resources LNG (
Liquid Natural Gas)," tutur Direktur Utama PGN Gigih Prakoso di Jakarta, Selasa (21/1).
Perusahaan, lanjut Gigih, menargetkan untuk dapat menawarkan harga sebesar US$6 per MMBTU.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami terus terang, tengah berdiskusi dengan (Kementerian) ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral) agar bisa mencapai tujuan oleh pemerintah yaitu memberikan harga kepada sektor industri sebesar US$6 per MMBTU," ungkapnya.
Menurutnya, dengan penurunan harga gas kepada sektor industri tersebut, pemerintah dapat membuat sektor industri lebih kompetitif dan berkembang. Selain itu, perusahaan juga berharap komponen Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari harga gas juga dipangkas agar harga gas industri bisa lebih murah.
"Kami mendukung pengurangan PNBP dalam rangka untuk menurunkan (harga) gas (Industri), ini tergantung pada kebijakan pemerintah dan SKK Migas (juga)," ujarnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo sempat menawarkan tiga opsi untuk menurunkan harga gas industri.
Pertama, pengurangan porsi jatah pemerintah yang sebesar US$2,2 per MMBTU dari hasil Kontraktor Kontrak Kerja Sama (K3S).
Kedua, pemberlakuan kewajiban pemenuhan kebutuhan gas industri dalam negeri (
Domestic Market Obligation/DMO).
Ketiga, pemerintah membebaskan industri untuk melakukan impor gas.
[Gambas:Video CNN] (ara/agt)