Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pengembangan Pariwisata Indonesia atau Indonesia Tourism Development Corporation (
ITDC) meminta tambahan suntikan dana dalam bentuk Penyertaan Modal Negara (
PMN) untuk mengembangkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
Mandalika. Pasalnya, kebutuhan pengembangan KEK Mandalika membutuhkan modal besar.
Direktur Utama ITDC Abdulbar M. Mansoer mengatakan pembangunan infrastruktur Mandalika membutuhkan dana lebih dari Rp5 triliun.
"Ini membutuhkan suatu terobosan, salah satunya dengan penambahan PMN yang disampaikan kepada BUMN," katanya di hadapan Komisi VI DPR, Rabu (4/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, pemerintah pernah menyuntik modal kepada pengelola KEK Mandalika itu sebesar Rp250 miliar pada 2015. Namun demikian, suntikan modal dan kinerja keuangan perseroan dinilai tak mencukupi kebutuhan pendanaan yang mencapai lebih dari Rp5 triliun tersebut.
Dalam dua tahun terakhir, laba perseroan cenderung turun lantaran mendanai pengembangan KEK Mandalika. Pada 2016, perseroan meraup laba sebesar Rp80 miliar, kemudian anjlok di 2017 menjadi Rp63 miliar.
Pada 2018 lalu labanya berhasil naik menjadi Rp73 miliar. Namun, perseroan memprediksi laba tahun 2019 turun ke posisi Rp53 miliar.
"Karena kami mengemban tugas besar untuk pengembangan Mandalika kami juga curahkan banyak resources (sumber daya) baik dari human maupun konstruksi, sehingga laba bersih tertekan dalam dua tahun terakhir," akunya.
Ia mengungkapkan pihaknya telah mengupayakan alternatif pendanaan untuk pengembangan Mandalika. Pertama melalui pinjaman dari Asian Infrastructure Investment Bank senilai US$248,4 juta. Pinjaman itu memiliki bunga sebesar 1,4 persen dengan tenor 35 tahun.
Kedua, perseroan juga mendapatkan fasilitas pinjaman dari Indonesia Eximbank senilai Rp1,18 triliun melalui fasilitas Penugasan Khusus Ekspor (PKE). Pinjaman itu memiliki bunga 5 persen per tahun dengan tenor 35 tahun.
Abdulbar menyatakan bunga kedua pinjaman tersebut cukup ringan bagi perseroan. Namun demikian, jumlah pendanaan tersebut belum memenuhi kebutuhan belanja modal pengembangan Mandalika sebesar Rp4,8 triliun untuk periode 2019-2023.
"Kesimpulannya untuk infrastruktur masih ada kebutuhan, tapi kami bisa cari dari market tanpa memberatkan negara," katanya.
[Gambas:Video CNN] (age/ulf/age)