Bappenas Ramal Ekonomi Turun 0,3 Persen Akibat Virus Corona

CNN Indonesia
Senin, 24 Feb 2020 19:03 WIB
Bappenas memperkirakan virus corona akan menekan pertumbuhan ekonomi 0,3 persen dan investasi.
Bappenas memproyeksikan penyebaran virus corona akan menekan pertumbuhan ekonomi RI sebesar 0,3 persen. (STR / AFP)
Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) memproyeksikan penyebaran wabah virus corona akan menekan pertumbuhan ekonomi RI sebesar 0,3 persen. Menteri PPN/ Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan tekanan terjadi karena  asumsi makro ekonomi nasional juga terpengaruh perkembangan isu internasional.

Pengaruh tersebut membuat pelemahan ekonomi akibat 'infeksi' virus corona menjadi tak terhindarkan.

"Virus corona berpotensi mengurangi pertumbuhan ekonomi 2020 sebesar 0,3 persen. Asumsi makro ekonomi kita ikutin internasional, tapi tentu kami harus punya best effort untuk menahan ancaman itu," katanya pada Senin, (24/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengatakan investasi dari China ke Indonesia akan terpengaruh. Pengaruh akan terasa jika sampai akhir Maret 2020 penyebaran virus belum juga bisa diatasi.

Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengungkapkan pihaknya akan menghitung potensi penurunan investasi dari China ke Indonesia jika virus corona tak kunjung reda sampai bulan depan. Namun, ia belum bisa memproyeksi penurunan tersebut sekarang.

"Belum tahu, Maret nanti kami hitung pengaruhnya berapa persen terhadap realisasi investasi," ungkap Bahlil, Senin (24/2).

Sejauh ini, Bahlil bilang pengaruh virus corona terhadap realisasi investasi belum terlihat. Hal itu juga berlaku dari negara lain, seperti Korea Selatan yang juga terjangkit virus corona.

"Sampai sekarang realisasi investasi sampai Februari masih bagus. Harapan saya virus corona bisa cepat berlalu," ujar Bahlil.

Sebagai informasi, realisasi investasi China sepanjang 2019 mencapai US$4,74 miliar. Angka itu naik dua kali lipat dari posisi 2018 sebesar US$2,37 miliar.

Bahlil menyatakan peningkatan investasi dari China lantaran Negeri Tirai Bambu itu sedang agresif memborong proyek pembangunan infrastruktur di Indonesia. Padahal, proyek itu juga ditawarkan ke negara lain.

"Kami menawarkan investasi ke semua negara. Indonesia tidak memberikan prioritas hanya untuk China, tapi China lebih agresif. Mereka (China) berani," kata Bahlil.

Secara keseluruhan, realisasi investasi yang masuk ke Indonesia tahun lalu sebesar Rp809,6 triliun. Angkanya naik Rp88,3 triliun atau 12,24 persen dari 2018 yang sebesar Rp721,3 triliun.

Realisasi investasi itu terdiri dari penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp423,1 triliun dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp386,5 triliun. 

[Gambas:Video CNN]



(aud/wel/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER