Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Perhubungan
Budi Karya Sumadi meminta PT
Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) selaku kontraktor proyek kereta cepat Jakarta-Bandung untuk memperbaiki cara pembangunan proyek tersebut. Ia meminta perbaikan dilakukan sesuai dengan Rekomendasi Komite Keselamatan Konstruksi
Kementerian PUPR.
"Saya sudah minta PT KCIC untuk segera melaksanakan rekomendasi dari Komite Keselamatan Konstruksi Kementerian PUPR, agar proyek ini dapat segera dilanjutkan dan dapat selesai sesuai target waktu," katanya dalam pernyataan yang dikeluarkan di Jakarta, Rabu (4/3).
Pemerintah melalui Kementerian PUPR memutuskan untuk menghentikan sementara pembangunan proyek kereta cepat Jakarta- Bandung. Penghentian ini akan efektif pada 2 Maret 2020 dan berlaku selama dua minggu ke depan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Plt Dirjen Bina Konstruksi Kementerian PUPR Danis Sumadilaga mengonfirmasi pemberhentian tersebut.
Menurutnya, penghentian dilakukan setelah hasil pengamatan Komite Keselamatan Konstruksi (K3) PUPR menyatakan sistem manajemen konstruksi proyek tersebut tidak aman dilanjutkan.
Menurut Danis, penghentian ini diambil untuk menghindari kecelakaan kerja. Sebab selama proses konstruksi dilakukan, K3 PUPR menemukan indikasi yang berpotensi membahayakan keselamatan, kesehatan pekerja dan lingkungan.
Detailnya, dia menyebut proyek yang menghalangi akses jalan tol dan non tol serta terganggunya sistem drainasi mengharuskan diambilnya keputusan tersebut.
Dirut KCIC Chandra Dwiputra mengatakan telah melaksanakan sejumlah langkah untuk menindaklanjuti catatan dari Komite Keselamatan Konstruksi. Langkah tersebut antara lain dilakukan dengan menertibkan kontraktor dalam penggunaan bukaan maupun akses kerja di ruas jalan tol Jakarta - Cikampek di KM 7, KM 9, KM 10, KM 14, KM 15, KM 16, KM 30, KM 31, KM 33, KM 34, KM 129, dan KM 141.
Tindak lanjut juga dilakukan dengan memastikan setiap bukaan jalan tol dilengkapi dengan rambu-rambu seperti,
hose lamp,
rotary lamp, safety fence, flagman, tire wash area, dan traffic control zone, melakukan pemompaan air pada saluran drainase, membersihkan saluran drainase dan penumpukan material khususnya pada lokasi yang sempat tergenang air.
Selain itu, tindak lanjut juga dilakukan dengan membuat
temporary drainase untuk mencegah terjadinya genangan air di jalan tol.
(agt/bir)