Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Keuangan
Sri Mulyani Indrawati optimistis dengan keputusan The Federal Reserve (
The Fed) yang memangkas suku bunga acuan bisa mendorong masuknya aliran modal asing ke Indonesia.
"Iya karena dengan tekanan suku bunga yang menurun dari luar maka modal lebih mampu melihat secara realistis terkait kesempatan di negara seperti kita. Indonesia relatif dalam keadaan cukup positif," katanya di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Rabu (4/3).
Sri Mulyani menyebutkan rencana pelonggaran kebijakan fiskal oleh sejumlah bank sentral sebenarnya sudah terdeteksi sejak pertemuan G20 beberapa waktu lalu. Pelonggaran kebijakan fiskal ini sejalan dengan dampak virus corona yang semakin menekan perekonomian global.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau kami lihat reaksi dari para pembuat kebijakan ini sebenarnya sudah dideteksi waktu bicara di G20. Secara global tentu baik karena bank-bank sentral dari seluruh dunia juga menurunkan suku bunga," ujarnya.
Ia menuturkan Bank Indonesia sudah lebih dulu menurunkan bunga acuan.
"BI melakukan relaksasi dalam alat instrumennya dari sisi moneter baik itu suku bunga dan relaksasi GWM," katanya. Sri Mulyani berharap melalui kebijakan fiskal yang memberikan insentif untuk mendorong konsumsi hingga produksi, serta keputusan BI maupun OJK tersebut akan mampu mengurangi dampak virus corona secara maksimal.
"Ini semua kami lakukan moneter, OJK dan fiskal akan bersama-sama untuk berusaha mengurangi dampak negatif semaksimal mungkin," katanya.
Diketahui, The Fed menurunkan kisaran target suku bunga dana federal sebesar 50 basis poin menjadi 1,00 hingga 1,25 persen, karena wabah virus corona menimbulkan risiko yang berevolusi terhadap kegiatan ekonomi.
Sementara itu, Bank Indonesia (BI) mencatat arus modal asing keluar sebesar Rp30,8 triliun pada Februari. Dana yang keluar terdiri dari Surat Berharga Negara (SBN) sebanyak Rp26,2 triliun dan saham Rp4,1 triliun.
[Gambas:Video CNN] (antara/age)