Sri Mulyani Beri Kelonggaran Rasio Kredit Macet Karena Corona

CNN Indonesia
Rabu, 04 Mar 2020 15:03 WIB
Menkeu Sri Mulyani mengaku tidak akan menghukum perbankan atas potensi kredit macet karena meluasnya dampak virus corona.
Menkeu Sri Mulyani mengaku tidak akan menghukum perbankan atas potensi kredit macet karena meluasnya dampak virus corona. (CNN Indonesia/Daniela Dinda).
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Keuangan Sri Mulyani akan memberikan kelonggaran rasio kredit macet (NPL) bagi perbankan karena meluasnya wabah virus corona, termasuk status Indonesia dengan dua WNI positif terinfeksi.

"Jadi sekarang bank-bank tidak langsung di-punish (dihukum) karena ada kemungkinan kenaikan NPL (nonperforming loan)," ujar Ani, panggilan akrab Sri Mulyani, ditemui usai rapat terbatas di Kemenko PMK, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu (4/3).

Keringanan, sambung Ani, diberikan karena banyak perusahaan yang menghentikan sementara produksi mereka lantaran kekurangan pasokan bahan baku.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Maklum, manufaktur beberapa negara pemasok, seperti China, Jepang, hingga Korea Selatan, menghentikan sementara kegiatan mereka akibat wabah virus corona.

"Perusahaan-perusahaan dalam situasi yang tadi, terjadi destruksi dari sisi produksi. Ini semua yang kita lakukan, moneter, OJK dan fiskal akan bersama-sama sinergi untuk mengurangi dampak negatif semaksimal mungkin," terang dia.

Ia juga menjelaskan pemerintah tengah mencari langkah paling solutif untuk mencegah tingginya risiko yang bisa muncul dalam perekonomian negara akibat wabah virus corona.

Apalagi, lanjut Ani, banyak sekali proses produksi dari perusahaan-perusahaan terpaksa terhenti karena tak ada pasokan bahan baku yang diimpor dari negara-negara pemasok.

"Karena kemudian terjadi karantina, terjadi self quarantine, jadi lock down. Kemudian, terjadi larangan penerbangan, itu semua menimbulkan destruction dari sisi produksi," imbuh dia.

Saat ini, pihaknya tengah melihat industri apa saja yang paling terdampak akibat virus corona. Beberapa negara yang menutup proses industri mereka adalah supplier utama bahan baku untuk perusahaan-perusahaan di Indonesia.

"Kita sama-sama di dalam melihat nanti diagnosis industri-industri manufaktur apa yang paling tekena dari kasus ini," katanya.

"Kalau awalnya di Wuhan, Provinsi Hubei, itu adalah industri elektronik paling besar, industri otomotif, meski otomotif kita lebih banyak dari Jepang, virus corona ada di Jepang dan Korea Selatan juga. Ini yg harus kita lihat," tandasnya.

[Gambas:Video CNN]

(tst/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER