Jakarta, CNN Indonesia -- PT
Gudang Garam Tbk menyatakan biaya pembangunan
Bandara Dhoho di
Kediri, Jawa Timur mencapai Rp9 triliun atau turun Rp1 triliun dari prediksi awal perseroan yakni Rp10 triliun.
Hal tersebut disampaikan Direktur Gudang Garam Itata Taswin Siddharta dalam penandatanganan nota kesepahaman pembangunan Bandara Dhoho antara PT Angkasa Pura I (Persero) dan perusahaan rokok tersebut. Dalam kesempatan itu juga dihadiri Direktur Utama Angkasa Pura I Faik Fahmi.
"Dulu kami membayangkan (besaran investasi) kisaran antara Rp1-10 triliun. Dan dengan berjalannya waktu, kita setuju, sekarang saya boleh bilang mengecilkan
range antara 6-9 triliun," kata Itata di Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (10/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Itata menilai investasi yang dilakukan merupakan langkah jangka panjang untuk pembangunan nasional, khususnya pembangunan sarana baru demi mendukung pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur.
Pendanaan pembangunan tersebut berasal dari internal perusahaan, baik untuk biaya pembebasan lahan dan biaya pembangunan. Sejauh ini, pihaknya juga sudah melakukan sejumlah langkah seperti pembebasan lahan di area Bandara.
"Sebagai komitmen perusahaan untuk berkontribusi terhadap pengembangan wilayah Jawa Timur," terangnya.
Selain itu, pembangunan bandara tersebut dicanangkan akan dimulai pada bulan April, dengan ditandai groundbreaking pada 15 April 2020. Proyek tersebut direncanakan rampung dalam masa dua tahun pengerjaan.
"Kami maunya 2 tahun, tapi kalau kita memang lihat medannya yang bukan medan yang mudah, jadi kita memang tetap mengharapkan 2 tahun," ujar Itata.
Sebelumnya, Kementerian Perhubungan menyatakan akan memberikan hak konsesi pengelolaan Bandara Kediri kepada PT Gudang Garam selama 25-30 tahun atau hingga tahun 2052.
Pemerintah sendiri telah mengizinkan kerjasama antara dua pihak untuk melakukan kerjasama pembangunan Bandara di Kediri yang dibangun di atas luas tanah 300-400 ha.
[Gambas:Video CNN] (khr/asa)