Pengusaha Hotel Mulai Rumahkan Pegawai Gara-gara Sepi Tamu

CNN Indonesia
Senin, 16 Mar 2020 17:08 WIB
Perhimpunan hotel dan restoran mencatat tingkat keterisian hotel turun ke kisaran 20 persen di tengah wabah virus corona.
Pengusaha perhotelan mulai merumahkan karyawan menyusul sepinya tamu di tengah wabah virus corona. Ilustrasi. (Himawari_Dew/Thinkstock).
Jakarta, CNN Indonesia -- Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) mengungkap beberapa hotel di kawasan Banten mulai merumahkan para pekerja. Sebab, omzet hotel amblas lebih dari 50 persen seiring merosotnya okupansi di tengah wabah virus corona.

Ketua Harian PHRI Ashok Kumar mengungkapkan hotel-hotel di pesisir pantai Banten yang biasanya meraup pemesanan di atas 50 persen, kini hanya meraup okupansi sebesar 20 persen. Bahkan, bisnis perhotelan di jantung kota Banten pun ikut rontok. Hotel yang rata-rata diisi 70 persen wisman kini harus puas dengan angka okupansi 20-30 persen.

"Karyawan sudah ada yang dicutikan dan diliburkan, okupansi sudah rontok. Walau (wisman) sudah bayar uang muka tapi tetap dibatalkan," jelasnya kepada CNNIndonesia.com pada Senin (16/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menambahkan, secara total pengusaha hotel di daerah Banten merugi setidaknya Rp10 miliar sejak beberapa minggu belakangan. Kekhawatiran akan penyebaran virus corona menjadi alasan utama tingginya angka pembatalan tersebut.

Pendapatan utama lainnya seperti penyewaan ruang untuk pertemuan kerja atau Meetings, Incentives, Conferencing, Exhibitions (MICE) juga merosot menyusul imbauan pemerintah untuk menghindari rapat tatap muka.

"Secara keseluruhan prihatin kami sudah, Rp10 miliar baru hotel tok, belum restoran karena restoran ini sifatnya fluktuatif," paparnya.

Ashok berharap pemerintah dapat mengambil langkah konkret yang dapat membantu meringankan beban para pengusaha perhotelan. Sebab, jika tidak, dia bilang imbasnya akan mengarah ke pengurangan karyawan.

Sebelumnya, hal serupa juga menghantam pengusaha hotel dan restoran di Kalimantan Barat. Tingkat okupansi hotel di wilayah Borneo diklaim merosot setidaknya 20 persen, termasuk bisnis restoran.

[Gambas:Video CNN]

Menurut Ketua PHRI (PHRI) Kalbar Yuliardi Qamal, anggotanya mengeluh bisnis hotel dan restoran sepi sejak dua bulan terakhir. Sejumlah acara juga dibatalkan.

"Kami paham kondisi saat ini terjadi di seluruh dunia. Karenanya, kami mendukung langkah pemerintah membatasi masuknya orang dari luar negeri, khususnya negara-negara yang terdampak virus corona," ujarnya pekan lalu.

Pemerintah sebenarnya sudah menyiapkan bantalan bagi industri perhotelan di tengah pandemi covid-19. Salah satunya, stimulus pembebasan pajak hotel dan restoran dengan anggaran mencapai Rp3,3 triliun untuk enam bulan ke depan.

(wel/sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER