Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri BUMN
Erick Thohir mendorong sejumlah perusahaan pelat untuk menerbitkan
surat utang (obligasi) untuk menarik devisa ke Indonesia di tengah tekanan pasar keuangan akibat pandemi
virus corona. Namun, Erick mengingatkan tak seluruh BUMN dapat menerbitkan obligasi.
"Kami akan keluarkan obligasi supaya bantu devisa, di mana obligasi ini dari perusahaan BUMN yang rating bagus, seperti BRI dan Mandiri. Jadi, tidak semua BUMN," terang Erick melalui video conference, Jumat (20/03).
Lebih lanjut ia menyebut rencana ini sudah disepakati. Namun, Kementerian BUMN masih mempersiapkan mekanisme penerbitan serta jumlah obligasi yang akan dilepas ke pasar. Selain itu, ia mengatakan Kementerian BUMN masih menunggu waktu yang tepat untuk menawarkannya ke pasar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagaimana diketahui, kinerja pasar saham tengah terpuruk. Bahkan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat meninggalkan level 4.000. Meski berhasil ditutup naik 2,18 persen ke 4.194.
"
Timing-nya (waktunya) harus pas, jumlahnya berapa ini yang akan dibahaskan," tuturnya.
Sebelumnya, Erick telah menginstruksikan 12 BUMN untuk melakukan pembelian kembali (buyback) saham senilai Rp8 triliun. Dari jumlah tersebut, belum semuanya terealisasi.
Erick beralasan ia membatasi buyback saham kepada 6 perusahaan tercatat terlebih dulu. Antara lain, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk, dan PT Bukit Asam Tbk, dan PT Jasa Marga (Persero) Tbk.
"Tidak semuanya dulu. Jadi kami harus sepakat melihat tren yang terjadi," jelasnya.
Sebelumnya, tiga perusahaan pelat merah sektor tambang menyatakan rencana buyback. ketiga BUMN tambang tersebut adalah PT Aneka Tambang (Persero) Tbk, PT Timah (Persero) Tbk, dan PT Bukit Asam (Persero) Tbk.
Emiten berkode ANTM dan TINS mengalokasikan dana sebesar Rp100 miliar untuk aksi buyback tersebut.
Sementara, PTBA akan mengalokasikan Rp300 miliar. Ketiga BUMN tambang tersebut akan buyback selama tiga bulan ke depan dimulai dari 17 Maret 2020 hingga 16 Juni 2020.
[Gambas:Video CNN] (ulf/bir)