Hindari PHK, Pengusaha Tekstil Minta Modal Kerja ke Jokowi

CNN Indonesia
Senin, 23 Mar 2020 20:35 WIB
Pengusaha tekstil meminta Jokowi memberikan modal kerja agar virus corona tak membuat mereka mem-PHK karyawan.
Pengusaha tekstil berharap pemerintah bisa memberikan diskon, pelonggaran pembiayaan dan keringanan pajak agar mereka tak makin tertekan oleh virus corona. . (ANTARA FOTO/Adeng Bustomi).
Jakarta, CNN Indonesia -- Pengusaha tekstil meminta pemerintah memberikan relaksasi pembiayaan pada industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT). Pelonggaran diberikan agar industri mampu mempertahankan arus kas (cash flow) akibat tekanan wabah virus corona (Covid-19).

Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jemmy Kartiwa mengatakan relaksasi dibutuhkan guna mengurangi beban pelaku usaha sehingga tak memutuskan hubungan kerja (PHK) dengan pegawai. Ia menuturkan operasional anggotanya saat ini sebenarnya masih berjalan normal.

Namun, kondisi saat ini menurutnya bergerak sangat dinamis, sehingga asosiasi masih terus mengamati dampak wabah virus corona terhadap pelaku usaha.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami lihat kemampuan teman-teman stok bagaimana, cash flow bagaimana. Memang PHK ini sangat dilematis. Kami sebetulnya anggota API sangat menghindari terjadinya PHK," ujarnya melalui video conference, Senin (23/3).

Ia mengungkapkan pengusaha meminta pelonggaran pembiayaan dari sektor keuangan dan perpajakan. Dari sektor keuangan mereka meminta penundaan pembayaran pokok kredit minimal satu tahun dan tanpa limitasi jumlah kredit. Pengusaha juga mengharapkan penurunan bunga kredit pinjaman.

"Kami juga meminta stimulus modal kerja untuk tetap berproduksi sehingga tidak jadi PHK di sektor TPT," imbuhnya.

Lalu dari sisi perpajakan, mereka meminta pemerintah memberikan keringanan Pajak Penghasilan (PPh) badan sebesar 50 persen di 2020. Lebih lanjut, pemerintah diharapkan dapat memperpanjang tenggat pembayaran PPh Badan yang semula 30 April menjadi 30 Oktober serta PPh pribadi dari 31 Maret menjadi 30 September dengan penghapusan denda dan bunga.

Mereka juga mengusulkan perbaikan SPT badan dan pribadi dengan membayar pokok saja serta penghapusan sanksi. "Kami memohon intervensi pemerintah untuk memberikan relaksasi pembiayaan terkait dampak pandemi covid-19 ini agar TPT dapat menjaga aktivitas produksi dan mempertahankan serapan tenaga kerja, terutama menjelang Ramadan dan hari raya," katanya.

[Gambas:Video CNN]

Ekspor Diramal Turun 5 Persen

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua Umum API Anne Patricia Sutanto memprediksi kinerja ekspor TPT bakal tergerus 5 persen. Dengan catatan, pandemi itu dapat tuntas dalam kurun waktu satu bulan. Tahun ini, mereka mematok target pertumbuhan ekspor TPT secara optimis di 10 persen.

"Kalau lebih dari itu ya tiap bulan bisa koreksi 5 persen dari proyeksi kami tahun ini untuk ekspor," katanya.

Tahun lalu, data API menyebut total ekspor industri TPT turun 2,87 persen dari US$13,22 miliar menjadi US$12,84 miliar pada 2019. Akan tetapi, jika kinerja tahun ini tak banyak berubah dibandingkan tahun lalu, menurutnya hal tersebut sudah bagus mengingat virus corona menggerus permintaan.

"Tapi bukan hanya dilihat dari ekspor, namun net ekspor minus impor. Karena saya yakin net ekspor minus impor lebih besar dari tahun ini," katanya.

(ulf/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER