Harga Minyak Tergelincir di Tengah Ketidakpastian Produksi

CNN Indonesia
Selasa, 07 Apr 2020 07:07 WIB
Setelah sempat menguat, ketidakpastian pemangkasan produksi Arab Saudi dan Rusia kembali menekan harga minyak mentah dunia pada Senin (6/4).
Harga minyak mentah dunia merosot pada perdagangan Senin (6/4) waktu AS. Ilustrasi. (CNN Indonesia/Agus Triyono).
Jakarta, CNN Indonesia -- Harga minyak mentah dunia melemah pada perdagangan Senin (6/4) usai menguat pekan lalu. Pelemahan dipicu ketidakpastian pemotongan produksi oleh Arab Saudi dan Rusia.

Mengutip Antara, Selasa (7/4), minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juni turun US$1,06 atau 3,1 persen ke posisi US$33,05 per barel. Sementara, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni turun US$2,26 atau 8 persen menjadi US$26,08 per barel.

Arab Saudi dan Rusia menunda pertemuan produsen minyak guna membahas langkah mengatasi kelebihan pasokan di seluruh dunia. Pasar sepertinya mengabaikan pernyataan Kirill Dmitriev, CEO Dana Investasi Langsung Rusia bahwa Rusia dan Arab Saudi sangat dekat dengan kesepakatan pengurangan produksi minyak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya pikir seluruh pasar memahami bahwa kesepakatan ini penting dan akan memberikan banyak stabilitas yang sangat penting bagi pasar, dan kami sangat dekat," kata Dmitriev.

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, termasuk Rusia atau OPEC+ rencananya akan mengadakan konferensi video pada Kamis (9/4) untuk membahas pengurangan produksi minyak.

Jadwal itu mundur dari sebelumnya, Senin awal pekan ini. Penundaan ini memberikan sentimen negatif pada ketidakpastian di pasar tentang prospek pengurangan produksi.

Sementara itu, Badan Informasi Energi AS mengatakan terjadi peningkatan stok mingguan dalam lima pekan berturut-turut. Pekan lalu merupakan peningkatan mingguan terbesar pada catatan sejak 2004.

"Tangki penyimpanan global akan terus terisi dan begitu kapasitas penyimpanan maksimal maka harga minyak bisa jatuh bebas," kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA di New York.

[Gambas:Video CNN]



(ulf/sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER