Jakarta, CNN Indonesia -- Laju
perdagangan internasional
China kembali merosot pada Maret 2020. Padahal, aktivitas industri mulai menggeliat setelah dihantam oleh wabah
virus corona sejak akhir tahun lalu.
Berdasarkan data kepabeanan, ekspor China bulan lalu turun 6,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Penurunan juga terjadi pada impor sebesar 0,9 persen.
Dilansir dari
AFP, Selasa (14/4), kontraksi tersebut lebih rendah dibandingkan proyeksi para ekonomi
Bloomberg yang memperkirakan penurunan lebih dari 10 persen pada ekspor dan impor.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penurunan tersebut juga di bawah kinerja dua bulan pertama tahun ini yang anjlok 17,2 persen.
Di sisi lain, analis mengingatkan upaya pemulihan lebih jauh akan tertahan selama wabah virus corona masih melanda negara mitra dagang China.
"Hal terburuk masih akan datang untuk sektor ekspor China," ujar ekonom Capital Economics Julian Evans-Pritchard.
Pada Maret lalu, surplus perdagangan China dengan Amerika Serikat juga kian menyempit menjadi US$15,3 miliar. Sebagai pengingat, tahun lalu, perekonomian global diwarnai oleh sentimen perang dagang kedua negara.
Petugas Kepabeanan China Li Kuiwen, setelah dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia ini mencapai kesepakatan dagang tahap I pada Januari lalu, impor asal AS meningkat terutama untuk kedelai dan daging babi.
[Gambas:Video CNN]Kendati begitu, Li mengingatkan penyebaran wabah virus corona masih terjadi di berbagai negara. Hal itu berpengaruh pada perkembangan ekonomi global.
"Penurunan permintaan di pasar internasional tidak bisa dihindari akan memukul ekspor China," ujar Li.
(sfr/bir)