
Neraca Dagang Surplus US$743 Juta pada Maret 2020
Rabu, 15 Apr 2020 11:55 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia surplus US$743 juta secara bulanan pada Maret 2020 di tengah wabah virus corona atau covid-19. Posisi ini lebih rendah dari Februari 2020 yang surplus US$2,34 miliar.
Jika diakumulasi, neraca perdagangan pada Januari-Maret 2020 tercatat surplus sebesar US$2,62 miliar. Posisi ini berbanding terbalik dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang defisit sebesar US$62,8 juta.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan surplus terjadi karena nilai ekspor mencapai US$14,09 miliar atau tumbuh 0,23 persen dari US$14,06 miliar pada Februari 2020. Sementara nilai impor hanya mencapai US$13,35 miliar atau naik 15,6 persen dari US$11,55 miliar pada bulan sebelumnya.
"Posisi ini lebih baik dibandingkan dengan neraca dagang sebelumnya meski situasi sedang tidak pasti," ungkap Suhariyanto melalui video conference, Rabu (15/4).
Ia merinci kinerja ekspor ditopang oleh ekspor non minyak dan gas (migas) sebesar US$13,42 miliar atau naik 1,24 persen dari sebelumnya US$13,26 miliar pada Februari 2020. Sementara ekspor migas tercatat turun 16,29 persen dari US$800 juta menjadi US$670 juta.
Peningkatan ekspor nonmigas terjadi karena ekspor industri pertanian naik 6,1 persen menjadi US$320 juta secara bulanan. Sementara, kalau dilihat secara tahunan tercatat meningkat 17,82 persen.
"Sektor pertanian naik di antaranya untuk komoditas tanaman obat, rempah-rempah, dan buah-buahan," ujarnya.
Kemudian, nilai ekspor pertambangan naik 9,23 persen secara bulanan menjadi US$1,98 miliar. Namun, ekspor industri pengolahan turun 0,2 persen menjadi US$11,12 miliar.
Secara kumulatif, kinerja ekspor non migas masih menopang sekitar 94,14 persen dari total ekspor Indonesia pada bulan lalu. "Dari sisi HS, ada peningkatan ekspor masker," imbuhnya.
Jika ditotal, ekspor Januari-Maret 2020 sebesar US$41,79 miliar. Kinerja ini meningkat 2,91 persen bila dibandingkan Januari-Maret 2019 sebesar US$40,61 miliar.
Dari sisi impor, impor migas sebesar US$11,74 miliar atau naik 19,83 persen dari US$9,8 miliar. Sementara impor nonmigas senilai US$1,61 miliar atau turun 8,07 persen dari US$1,75 miliar. Kalau ditotal, nilai impor pada Maret 2020 naik 15,6 persen menjadi US$13,35 miliar.
Penurunan impor nonmigas berasal dari barang modal sebesar 1,5 persen menjadi US$1,8 miliar. Sementara, impor barang baku/penolong naik 16,34 persen menjadi US$10,28 miliar, dan konsumsi naik 43,8 persen menjadi US$1,27 miliar. Secara struktur, impor didominasi oleh barang baku/penolong mencapai 77,01 persen dari total impor.
Secara kumulatif, kinerja impor Januari-Maret 2020 sebesar US$39,17 miliar atau terkoreksi 3,69 persen. Khusus impor nonmigas, turun 5,8 persen dari US$35,91 miliar menjadi US$33,83 miliar.
[Gambas:Video CNN]
(aud/sfr)
Jika diakumulasi, neraca perdagangan pada Januari-Maret 2020 tercatat surplus sebesar US$2,62 miliar. Posisi ini berbanding terbalik dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang defisit sebesar US$62,8 juta.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan surplus terjadi karena nilai ekspor mencapai US$14,09 miliar atau tumbuh 0,23 persen dari US$14,06 miliar pada Februari 2020. Sementara nilai impor hanya mencapai US$13,35 miliar atau naik 15,6 persen dari US$11,55 miliar pada bulan sebelumnya.
"Posisi ini lebih baik dibandingkan dengan neraca dagang sebelumnya meski situasi sedang tidak pasti," ungkap Suhariyanto melalui video conference, Rabu (15/4).
Peningkatan ekspor nonmigas terjadi karena ekspor industri pertanian naik 6,1 persen menjadi US$320 juta secara bulanan. Sementara, kalau dilihat secara tahunan tercatat meningkat 17,82 persen.
"Sektor pertanian naik di antaranya untuk komoditas tanaman obat, rempah-rempah, dan buah-buahan," ujarnya.
Kemudian, nilai ekspor pertambangan naik 9,23 persen secara bulanan menjadi US$1,98 miliar. Namun, ekspor industri pengolahan turun 0,2 persen menjadi US$11,12 miliar.
Secara kumulatif, kinerja ekspor non migas masih menopang sekitar 94,14 persen dari total ekspor Indonesia pada bulan lalu. "Dari sisi HS, ada peningkatan ekspor masker," imbuhnya.
Jika ditotal, ekspor Januari-Maret 2020 sebesar US$41,79 miliar. Kinerja ini meningkat 2,91 persen bila dibandingkan Januari-Maret 2019 sebesar US$40,61 miliar.
Dari sisi impor, impor migas sebesar US$11,74 miliar atau naik 19,83 persen dari US$9,8 miliar. Sementara impor nonmigas senilai US$1,61 miliar atau turun 8,07 persen dari US$1,75 miliar. Kalau ditotal, nilai impor pada Maret 2020 naik 15,6 persen menjadi US$13,35 miliar.
Penurunan impor nonmigas berasal dari barang modal sebesar 1,5 persen menjadi US$1,8 miliar. Sementara, impor barang baku/penolong naik 16,34 persen menjadi US$10,28 miliar, dan konsumsi naik 43,8 persen menjadi US$1,27 miliar. Secara struktur, impor didominasi oleh barang baku/penolong mencapai 77,01 persen dari total impor.
Secara kumulatif, kinerja impor Januari-Maret 2020 sebesar US$39,17 miliar atau terkoreksi 3,69 persen. Khusus impor nonmigas, turun 5,8 persen dari US$35,91 miliar menjadi US$33,83 miliar.
[Gambas:Video CNN]
(aud/sfr)
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
BACA JUGA
Lihat Semua
BERITA UTAMA
TERBARU
LAINNYA DI DETIKNETWORK
TERPOPULER