Jakarta, CNN Indonesia -- PT
PLN (Persero) mengaku permintaan konsumsi
listrik merosot akibat pandemi
virus corona. Di wilayah Jawa dan Bali, penurunan permintaan bahkan nyaris menyentuh 10 persen.
"Jawa dan Bali selama beberapa minggu terakhir terus mengalami penurunan. Bahkan, penurunan permintaan Jawa-Bali sudah minus 9,55 persen," tutur Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini dalam
video conference, Kamis (16/4).
Penurunan konsumsi listrik juga terjadi di Kalimantan Barat sebanyak 9,97 persen. Kemudian, Sulawesi Selatan turun 3,16 persen. Lalu, Pulau Sumatera dari Aceh ke Lampung turun 2,08 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Zulkifli, penurunan penjualan listrik dikarenakan pembatasan kegiatan bisnis dan perkantoran, termasuk industri manufaktur dan industri komersial lainnya yang selama ini menjadi penyumbang terbesar konsumsi listrik.
Namun demikian, ia melanjutkan masih ada daerah yang mencatat kenaikan permintaan listrik. Seperti di Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Timur dengan kenaikan sekitar 2,29 persen.
Kenaikan konsumsi listrik juga terjadi di Sulawesi Utara sebesar 0,61 persen. Sementara, Nusa Tenggara Timur mencatat kenaikan konsumsi listrik berkisar di angka 0,9 persen.
Perubahan konsumsi listrik di tengah pandemi corona ini membuat PLN meninjau ulang rencana investasinya, terutama yang terkait dengan proyek-proyek kelistrikan.
"Investasi pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan skala besar, baik pembangkit atau transmisi dan gardu induk dilakukan dengan skala prioritas, serta memperhatikan urgensinya," imbuh Zulkilfi.
[Gambas:Video CNN] (wel/bir)