Jakarta, CNN Indonesia --
Harga minyak mentah dunia naik tipis pada perdagangan Kamis (16/4). Rencana sejumlah negara di
Eropa melonggarkan
lockdown virus corona diyakini akan memulihkan permintaan bahan bakar lebih cepat dari yang diperkirakan sehingga mengangkat harga minyak.
Mengutip Antara, Jumat (17/4), minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Mei naik 13 sen atau 0,5 persen ke posisi US$27,82 per barel. Sementara, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei stagnan di posisi US$19,87 per barel.
Akan tetapi di tengah pelonggaran tersebut, pejabat di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan seluruh negara untuk sangat hati-hati sebelum mencabut kebijakan
lockdown.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Beberapa negara Eropa mulai terbuka. Itu mendukung harga Brent," kata John Kilduff, mitra di hedge fund Again Capital LLC di New York.
Seperti diketahui, pasar minyak mentah tak kunjung menguat meskipun Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutu yang dipimpin Rusia, yang dikenal sebagai OPEC+, sepakat memotong pasokan dunia. Pada Minggu (12/4), OPEC+ sepakat mengurangi produksi sebesar 9,7 juta barel per hari (bph) untuk Mei dan Juni setelah empat hari pembicaraan.
Selain OPEC+, produsen minyak lain diharapkan memangkas produksinya termasuk AS. Mereka berharap AS dapat menurunkan produksi sekitar 20 juta barel per hari, meskipun pemotongan itu diperkirakan memakan waktu berbulan-bulan untuk membuahkan hasil.
Pada saat yang bersamaan, OPEC memperkirakan permintaan minyak global berkontraksi 6,9 juta bph atau 6,9 persen pada 2020 dalam laporan bulanan terbarunya.
Perkiraan itu, bersama dengan laporan bahwa stok minyak mentah AS naik 19,2 juta barel pekan lalu. Laporan itu menghambat optimisme dari kesepakatan pasokan OPEC+.
"Harga minyak akan tetap tertekan sehingga memaksa penutupan produsen non-kartel," kata kepala ekonom di Bank Swiss Norbert Ruecker.
[Gambas:Video CNN] (ulf/agt)